Melalui jaringan backlink yang kami miliki merupakan penyedia jasa backlink menerima berbagai backlink Indonesia dengan layanan jasa backlink murah yang kami kelola secara manual dan profesional. Kami menawarkan jasa backlink terbaik. Bagaimana cara membeli backlink dari kami?. Silahkan 👉 Hubungi Kami! harga sangat terjangkau!

Content Placement

Berikut adalah daftar 50 situs Jaringan Backlink kami!
01. Backlink Indonesia 26. Iklan Maluku Utara
02. Backlink Termurah 27. Iklan Nusa Tenggara Barat
03. Cara Membeli Backlink 28. Iklan Nusa Tenggara Timur
04. Iklan Aceh 29. Iklan Online Indonesia
05. Iklan Bali 30. Iklan Papua
06. Iklan Bangka Belitung 31. Iklan Papua Barat
07. Iklan Banten 32. Iklan Riau
08. Iklan Bengkulu 33. Iklan Semesta
09. Iklan Dunia 34. Iklan Sulawesi Barat
10. Iklan Gorontalo 35. Iklan Sulawesi Selatan
11. Iklan Internet 36. Iklan Sulawesi Tengah
12. Iklan Jakarta 37. Iklan Sulawesi Tenggara
13. Iklan Jambi 38. Iklan Sulawesi Utara
14. Iklan Jawa Barat 39. Iklan Sumatra Barat
15. Iklan Jawa Tengah 40. Iklan Sumatra Selatan
16. Iklan Jawa Timur 41. Iklan Sumatra Utara
17. Iklan Kalimantan Barat 42. Iklan Terbaru
18. Iklan Kalimantan Selatan 43. Iklan Yogyakarta
19. Iklan Kalimantan Tengah 44. Jaringan Backlink
20. Iklan Kalimantan Timur 45. Jasa Backlink
21. Iklan Kalimantan Utara 46. Jasa Backlink Murah
22. Iklan Kepulauan Riau 47. Jasa Backlink Terbaik
23. Iklan Lampung 48. Jasa Backlink Termurah
24. Iklan Link 49. Media Backlink
25. Iklan Maluku 50. Raja Backlink

Kami jaringan backlink sebagai media backlink bisa juga menerima content placement yakni jasa backlink termurah kami di dalam artikel. Pesan segera jasa backlink termurah ini. Karena kami adalah raja backlink yang sebenarnya!

Peluang Agen Iklan Online

Tips Terbaik Budidaya Dan Menanam Apel

Info informasi Tips Terbaik Budidaya Dan Menanam Apel atau artikel tentang Tips Terbaik Budidaya Dan Menanam Apel ini semoga dapat bermanfaat, dan menambah wawasan. Selamat Membaca! Jangan lupa dishare juga! Jika merasa artikel ini bermanfaat juga untuk orang lain. Apel yaitu jenis Buah-buahan yang menghasilkan, Buah apel biasanya berwarna merah kulitnya bila telah masak, telah siap untuk di makan, Namun bisa juga kulinya berwarna hijau dan kuning. Dan kulit buahnya agak lembek, Daging buahnya keras Dan juga mempunyai beberapa biji di dalam dagingnya.

Yang pertama sekali di tanam buah apel tersebut di tempat Asia tengah, Dan kini apel telah berkembang di banyak tempat di dunia yang bersuhu udaranya lebih dingin. Apel yaitu merupakan tumbuhan buah tahunan yang berasal dari tempat asaia barat dengan iklim subtropis. Dan di negara indonesia telah di tanam semenjak tahun 1934 hingga ketika kini ini.

 Tips Terbaik Budidaya Dan Menanam Apel


Jenis tumbuhan apel berdasarkan Sistematika tumbuhan apel termasuk dalam :

1. Divisio : Spermatophyta
2. Subdivisio : Angiospermae
3. Klas : Dicotyledonae
4. Ordo : Rosales
5. Famili : Rosaceae
6. Genus : Malus
7. Spesies : Malus sylvestris Mill

Dari Spesies sylvestris Mill tersebut Terdapat majemuk varietas yang mempunyai Ciri-ciri atau kekhasan yang tersendiri. Beberapa varietas Apel unggulan antara lain yaitu : Rome Beauty, Manalagi, Anna, Princess noble, Dan Wangli/Lali jiwo. Nah berikut di bawah ini Lansung saja kita pada inti artikel Tips Terbaik Menanam Dan Budidaya Apel tersebut.

Manfaat Tanaman

Buah apel banyak mengandung Vitamin C  Dan B, Selain dari itu buah apel kerap menjadi pilihan para pelaku diet sebagai masakan Substitusi.

Sentra Penanaman

Di Negara Indonesia Buah apel sanggup tumbuh dan berbuah, Baik pada tempat yang dataran Tinggi. Sentra produksi buah apel di tempat malang (Batu dan Poncokusumo) Dan juga pasuruan (Nongkojajar), Jatim. Di tempat ini buah apel telah di usahakan semenjak tahun (1950) Kemudian berkembang pesat pada tahun (1960) hingga ketika ini. Selain dari itu, pada tempat yang banyak di tanami buah apel yaitu di jawa timur, (Kayumas-Situbondo, Banyuwangi) Di jawa tengah (Tawangmangu), Di tempat bali (Buleleng dan Tabanan), Di Nusa tenggara barat dan Nusa tenggara timur Juga Sulawesi selatan, Sedangkan pusat penanaman di dunia berada di Eropa, Amerika, Dan Australia. 


Syarat Tumbuh

1. Iklim

1. Curah hujan yang ideal yaitu (1.000-2.600 mm/Tahun Dengan hari hujan 110-150 hari/tahun). Dalam setahun banyaknya bulan berair atau hujan yaitu 6-7 bulan dan bulan kering 3-4 bulan. Curah hujan yang tinggi pada ketika berbunga akan menimbulkan bunga gugur sehingga tidak sanggup menjadi buah.

2. Tanaman Apel membutuhkan cahaya matahari yang cukup antara (50-60%) di setiap harinya. Terutama pada ketika Pembungaan.

3. Suhu yang sesuai berkisar antara (16-27Derajat C).

4. Kelembaban udara yang di kehendaki atau di butuhkan tumbuhan Apel sekitar (75-85%).


Media Tanam

1. Tanaman apel tumbuh dengan baik pada tanah yang bersolum dalam, Mempunyai lapisan Organik Yang tinggi, Dan Struktur tanahnya Remah dan Gembur, Mempunyai Aersi, Penyerapan Air, Juga Porositas baik. Sehingga pertukaran Oksigen dan pergerakan hara dan kemampuan penyimpanan airnya Optimal.

2. Tanah yang cocok yaitu Latosol, Andosol dan Regosol.

3. Derajat keasaman tanah pH yang cocok untuk tumbuhan apel yaitu 6-7 dan kandungan air tanah yang di butuhkan yaitu air yang tersedia.

4. Dalam pertumbuhanya tumbuhan apel membutuhkan kandungan air tanah yang cukup.

5. Kelerengan yang terlalu tajam akan menyulitkan perawatan tanaman, Sehingga apabila masih memungkinkan di buat terasering maka tanah masih layak di tanamkan.

Ketinggian Tempat

Tanaman Apel sanggup tumbuh dan berbuah baik pada ketinggian (700-1200 m dpl) Dan dengan ketinggian Optimal (1.000-1.200 m dpl).

Pedoman Budidaya

1. Pembibitan

Perbanyakan tumbuhan apel di lakukan secara Vegetatif dan generatif. Perbanyakan yang baik dan usang dan sering menghasilkan bibit yang menyimpang dari Induknya. Teknik perbanyakan generatif di lakukan dengan biji, Sedangkan perbanyakan Vegetatif di lakukan dengan Okulasi atau penempelan (Budding) Atau Sambungan (Grafting) dan Stek.

1. Persyaratan Benih : Syarat batang bawahmerupakan Apel liar, Perakaran luas dan kuat, Bentuk pohon kokoh, Mempunyai daya penyesuaian yang tinggi, Sedangkan syarat mata tunas yaitu berasal dari batang tumbuhan apel yang sehat dan mempunyai Sifat-sifat Unggul.

2. Penyiapan Benih : Penyiapan benih di lakukan dengan cara perbanyakan batang bawah di lakukan Langkah-langkah sebagai berikut yang di bawah ini :

A. Anakan/Siwilan 

1. Ciri-ciri anakan yang diambil yaitu setinggi 30 cm, diameter 0,5 cm, Dan kulit batang Kecoklatan.

2. Anakan diambil dari pangkal batang bawah tumbuhan produktif dengan cara menggali tanah di sekitar pohon, Kemudian anakan di cabut beserta Akar-akarnya secara berlahan-lahan dan Berhati-hati.

3. Setelah anakan di cabut, anakan di rompes dan cabang-cabang di potong, kemudian di tanam pada bedengan selebar 60 cm dengan kedalaman parit 40 cm.

B. Rundukan (Layering)

1. Bibit hasil rundukan sanggup di peroleh dengan dua cara yaitu :

1. Anakan pohon induk liar : Anakan yang agak panjang di rebahkan menempel tanah, Lalu cabang di jepit kayu dan di itmbin tanah. Penimbunan di lakukan Tiap-tiap mata dan apabila telah cukup berpengaruh tunas sanggup di pisahkan dengan cara memotong cabangnya.

2. Perundukan tempelan batang sawah : Dilakukan pada waktu tempelan di buka (2 Minggu) Yaitu dengan memotong  2/3 potongan penampang batang sawah. sekitar 2 cm diatas tempelan, dan potongan atas karatan di benamkan di dalam tanah kemudian di tekuk lagi keatas. Kemudian pada tekukan di beri penjepit kayu atau Bambu.

2. Setelah rundukan berumur sekitar 4 bulan, di lakukan pemisahan bakal bibit dengan cara memotong miring batang tersebut di bawah keratan atau tekukan. Lalu bekas luka diolesi defolatan.

C. Stek

Stek apel liar berukuran panjang 15-20 cm (Diameter seragam dan lurus), Sebelum di tanam potongan bawah stek di celupkan larutan Roton F untuk merangsang pertumbuhan Akar. Dan jarak penanaman (30 x 25 cm) Tiap bedengan di tanami dua baris, Dan stek siap diokulasi pada umur 5bulan, dan beliau meter batang 1 cm dan perakaran cukup kuat.

Teknik Pembibitan

A. Penempelan.

1. Pilih batang bawah yang memenuhi syarat, yaitu yang telah berumur 5 bulan, dan diameter batang � 1 cm dan kulit batangnya gampang di kelupas dari kayu.

2. Ambil mata tempel dari cabang atau batang sehat yang berasal dari pohon apel varietas unggul yang telah terbukti keunggulanya. caranya yaitu dengan menyayat mata tempel beserta kayunya sepanjang 2,5-5cm. (Matanya Di Tengah-tengah) Kemudian lapisan kayu di buang dengan hati-hati supaya matanya tidak Rusak.

3. Buat pengecap kulit batang yang terbuka pada batang bawah setinggi � 20 cm dari pangkal batang dengan ukuran yang di sesuaikan dengan mata tempel, Dan pengecap tersebut diungkit dari kayunya dan di potong setengahnya.

4. Masukkan mata tempel kedalam pengecap batang bawah sehingga menempel dengan baik Terus ikat temempelan dengan pita plastik putih dengan seluruh potongan tempelan.

5. Setelah 2-3 Minggu, Ikatan tempelan sanggup di buka dan semprot/kompres dengan (ZPT). Kemudian tempelan yang jadi mempunyai tanda mata tempel yang berwarna hijau segar dan melekat.

6. Pada okulasi yang jadi, Kerat batang sekitar 2 cm diatas okulasi dengan posisi melintang sedikit condong keatas sedalam 2/3 potongan penampang. Tujuan untuk Mengkonsentrasiakan pertumbuhan sehingga memacu pertumbuhan mata Tunas.

B. Penyambungan

1. Batang atas (Entres) berupa cabang (Pucuk cabang lateral).
2. Batang bawah di potong pada ketinggian 20 cm dari leher akar.
3. Potong pucuknya dan belah potongan tengah batang bawah dengan panjang 2-5 cm.
4. Cabang entres di potong sepanjang 15 cm (3 mata) Dan dauny di buang, Kemudian pangkal batang atas di iris berbentuk baji. Dan panjang irisan sama dengan panjang belahan batang bawah.
5. Btang atas di sisipkan kedalam batang bawah, Sehingga kambium keduanya sanggup bertemu.
6. Ikat sambungan dengan tali plastik serapat mungkin.
7. Kerudungi setiap sambungan dengan kantung plastik, Kemudian sehabis berumur 2-3 ahad kerudung plastik sanggup di buka untuk melihat keberhasilan sambungan.

Pemeliharaan Pembibitan

Pemeliharaan batang bawah mencakup :

A.Pemupukan : Pemupukan di lakukan 1-2 bulan sekali dengan urea dan TSP Masing-masing 5 gram per tumbuhan (Di sebar mengelilingi) di sekitar tanaman.

B. Penyingan : Waktu penyiangan tergantung pada pertumbuhan gulma.

C. Pengiran : 1 Minggu sekali (Apabila tidak Hujan).

D. Pemberantasan Hama dan Penyakit : Di semprotkan pestisida 2 kali tiap bulan dengan memperhatikan tanda-tanda serangan, Fungisida yang di pergunakan yaitu (Antracol atau Dithane). Sedangkan insektisida yaitu (Supracide atau Decis). Bersama dengan ini Dapat pula di berikan Pupuk daun, Dan di tambah perekat (Agristic).

Pemindahan Bibit

Bibit okulasi grafting atau (Penempelan dan sambungan) sanggup di pindahkan ke lapang pada umur minimal 6 bulan sehabis okulasi. Di Iris-iris hingga 80-100 cm dan daun di rompes.

Pengolahan Media Tanam

1. Persiapan : Persiapan yang di perlukan yaitu Persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai. Dan tujuan untuk mengetahui jenis tanaman, Kemiringn tanah, Kedaan tanah, Menentukan kebutuhan tenaga kerja, Bahan peralatan, Dan biaya yang di butuhkan/perlukan.

2. Pembukaan Lahan : Tanah diolah dengan cara menyangkul tanah sekaligus membersihkan Sisa-sisa tumbuhan yang masih tertinggal.

3. Pembentukan Bedengan : Pada tumbuhan Apel bedeng hampir tidak di perlukan, Tetapi hanya peninggian alu penanaman.

4. Pengapuran :  Pengapuran bertujuan untuk menjaga keseimbangan pH tanah, Pengapuran hanya di lakukan apabila pH Tanah kurang dari 6.

5. Pemupukan : Pupuk yang di berikan pada pengolahan lahan yaitu pupuk sangkar sebanyak (20 gram) per lubang tanam yang di campur merata dengan tanah, Setelah itu di biarkan selama 2 Minggu.

Teknik Penanaman

1. Penentuan Pola Tanam : Tanaman apel sanggup di tanam secara monokultur maupun intercroping, Intercroping hanya sanggup di lakukan apabila tanah belum tertutup tajuk-tajuk daun sebelum 2 tahun. Tetapi pada ketika ini, sehabis melalui beberapa penelitian intercroping pada tumbuhan apel sanggup di lakukan dengan tumbuhan yang berhabitat rendah, Seperti : Cabai, Bawang Dan yang lainya. Tanaman apel tidak sanggup di tnam pada jarak yang terlalu rapat alasannya yaitu akan menjadi sangat rimbun yang akan menimbulkan kelembaban Tinggi, Sirkulasi Udara kurang, Sinar matahari terhambat dan meningkatkan pertumbuhan penyakit Jarak tanam yang ideal untuk tumbuhan apel tergantung varietas. Untuk varietas manalagi dan Prices Moble yaitu 3-3,5 x 3,5 m, Sedangkan untuk varietas Rome Beauty dan Anna sanggup lebih pendek yaitu 2-3 x 2,5-3 m.

2. Pembuatan Lubang Tanam : Ukuran lubang tanm antara (50 x 50 x 50 cm) Sampai (1 x 1 x 1 m). Tanah atas dan tanah bawah di pisahkan, Masing-masing di campur pupuk sangkar Kurang lebih 20 kg, Kemudian tanah di biarkan selama 2 minggu, Dan menjelang tanam tanah galian di kembalikan sesuai dengan asal mulanya.

3. Cara Penanaman : Penanaman apel di lakukan baik pada demam isu hujan atau kemarau (Di sawah) untuk lahan tegal dianjurkan pada demam isu hujan. Nah berikut di bawah ini cara menanam bibit apel yaitu :

1. Masukkan tanah potongan bawah bibit kedalam lubang tanam.

2. Masukkan bibit di tengah lubang sambil diatar perakaranya supaya menyebar.

3. Masukkan tanah potongan atas dalam lubang hingga sebatas akar dan di tambah tanah galian lubang tersebut.

4. Apabila semu tanh telah masuk, Kemudian tanah di tekan-tekan secara perlahan dengan tangan supaya agar bibit tertanam berpengaruh dan lurus. Dan untuk menahan angin, Bibit sanggup di tanam pada ajir dengan ikatan longgar.

Pemeliharaan Tanaman

1. Penjarangan Dan Penyulaman : Penjarangan tumbuhan tidak di lakukan. Sedangkan penyulaman di lakukan pada tumbuhan yang mati atau di matikan alasannya yaitu tidak menghasilkan dengan cara menanam tumbuhan barumenggantikan tumbuhan yang lama. Penyulaman sebaiknya di lakukan pada demam isu hujan.

2. Penyiangan : Penyiangan hanya di lakukan di sekitar tumbuhan induk terdapat banyak gulma yng dinggap sanggup mengganggu tanaman. Pada kebun yang di tanami apel dengan jarak tanam yang rapat sehingga Rumput-rumput tidak sanggup tumbuh.

3. Pembubunan : Penyiangan yang biasanya di ikuti dengan pembubunan tanah, Pembubunan di maksutkan untuk meninggikan kembali tanah di sekitar tumbuhan supaya tidaaak tergenang air dan juga untuk menggemburkn tanah. Pembubunan biasanya di lakukan sehabis Panen atau bersamaan dengan pemupukan.

4. Perempalan/Pemangkasan : Bagian yang perlu di pangkas yaitu bibit yang gres di tanam setinggi 80 cm, Tunas yang tumbuh di bawah 60 cm, Tunas-tunas ujung beberapa ruas dari pucuk, 4-6 mata dan bekas tangkai buah, Knop yang tidak subur, Cabang yng berpenyakit, Dan tidak produktif. Cabang yang menyulitkan bulan hingga di sanggup bentuk yang di inginkan 4-5 tahun.

5. Pemupukan : Musim hujan/Tanah sawah. Bersamaan rompes daun.

Hama Dan Penyakit 

1. Hama. Kutu hijau (Aphis pomi Geer) 

Ciri : Kutu cukup umur berwarna hijau kekuningan, Antena pendek, Panjang tubuh 1,8 mm, Ada yang bersayap dan ada pula tidak bersayap. Panjng sayap 1,7 mm, Berwarna hitam dan perkembangbiakan sangat cepat, telur sanggup menetas dalam 3-4 hari.

Gejala : 1. Nimfa maupun kutu cukup umur menyerang dengan menghisap cairan Sel-sel, Daun secara berkelompok di permukaan daun muda, terutama di ujung tunas muda, Tangkai cabang, bunga, dan buah,

2. Kutu menghasilkan embun madu yng akan melapisi permukaan daun dan merangsang tumbuhnya jamur hitam (Embun jelaga) Dan daun berubah bentuk Mengkerut, Leriting, Terlambat berbunga, Buah-buah muda gugur, Jika tidak mutu buahpun terlihat jelek.

Pengendalian

1. Sanitasi kebun dan pengaturan jarak tanam jangan terlalu rapat.
2. Dengan musuh alami coccinellidae lycosa.
3. Dengan penyemprotan Supracide 40 EC (Ba Metidation) Dosis 2 cc/liter air atau 1-1,6 liter.
4. Supracide 40 EC dalam 500-800 liter/ha air dengn interval penyemprotan 2 ahad sekali.
5. Convidor 200 SL (b.a. Imidakloprid) Dosis 0,125-0,250 cc/liter air.
6. Convidor 200 SL dalam 600 liter/h air dengan interval penyemprotan 10 hari sekali.
7. Convidor tersebut sanggup mematikan hingga Telur-telurnya, Cara penyemprotan dari atas ke bawah. Dan penyemprotan di lakukan 1-2 ahad sebelum pembungaan dan di lanjutkan 1-1,5 bulan sehabis bunga mekar hingga 15 hari sebelum Panen.

2. Tungau, Spinder mite, Cambuk merah, (panonychus Ulmi)

Ciri : Warna mewrah tua, Panjang 0,6 mm.

Gejala

1. Tungau menyerang daun dengan menghisap cairan Sel sel daun.
2. Pada serangan ahli menimbulkan bercak kuning buram, cokelat, Dan mengering.
3. Pada buah yang menimbulkan bercak Keperak-perakan atau cokelat.

Pengendalian

1. Dengan musah alami coccinellidae dan lycosa.
2. Penyemprotan Akarisida Omite 570 EC sebanyak 2 cc/liter air atau 1 liter Akarisida Omite 570 EC dalam 500 liter air/hektar dengan interval 2 minggu.

3. Trips

Ciri : Berukuran kecil dengan panjang 1 mm, nimfa berwarna putih Kekuning-kuningan , Dewasa berwarna cokelat kehitam-hitaman, Bergerak dengan cepat dan apabila di sentuh akan segera terbang menghindar.

Gejala

1. Menjerang daun, kuncup/tunas, dan buah yang masih sangat muda.
2. Pada daun terlihat Berbintik-bintik putih, kedua sisi daun menggulung keatas dan pertumbuhan tidak normal.
3. Pada ujung daun tunas mengering dan gugur.
4. Pada daun meninggalkan bekas luka yang berwarna cokelat keabu-abuan.

Pengendalian

1. Secara mekanis dengan membuang Telur-telur pada daun dan menjaga supaya lingkungan tajuk tumbuhan tidak terlalu rapat.

2. Penyemprotan dengan intektisida mirip lannate 25 WP (b.a. Methomyl) dengan takaran 2 cc/liter air atau Lebaycid 550 EC (b.a. Fention) dengan takaran 2 cc/liter air pada ketika tumbuhan sedang bertunas, Berbunga, Dan pembentukan buah.

4. Ulat Daun (Spodopteralitura)

Ciri : Larva berwarna hijau dengan Garis-garis Abu-abu memanjang dari abdomen hingga kepala. Pada lateral larva terdapat bercak hitam yang berbentuk bulat atau setengah lingkaran. Meletakkan telur secara berkelompok dan di tutupi dengan rambut halus yang berwarna cokelat muda.

Gejala : Menyerang daun, Mengakibatkan Lubang-lubang tidak teratur hingga Tulang-tulang daun.

Pengendalian.

1. Secara mekanis dengan membuang Telur-telur pada daun
2. Penyemprotan dengan penyemprotan mirip Tamaron 200 LC (b.a. Metamidofos) Dan Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos).

5. Serangga Penghisap Daun (Helopelthis Sp)

Ciri : Helopelthis theivora dengan abdomen warna hitam dan merah, sedangkan helopelthis Antoni dengan abdomen warna merah dan putih, Serangga berukuran kecil,panjang nimfa yang gres menetes 1 mmdan panjang serangga cukup umur 6-8 mm. Pada potongan thoraknya terdapat benjolan yang ibarat jarum.

Gejala : Menyerang pada pagi hari, Sore atau pada ketika keadaan berawan. Menyerang daun muda,Tunas dan buah buah dengan cara menghisap cairan sel, Daun yang terjangkit menjadi coklat dan perkembanganya tidak simetris, Tunas yang terjangkit menjadi coklat, Mengering dan jadinya mati juga, Serangan pada buah menimbulkan buah menjadi bercak bercak coklat, nekrose, dan apabila buah membesar, Bagian bercak bercak ini pecah, yang menimbulkan kualitas buah menurun.

Pengendalian :

1. Secara mekanis dengan cara pengerondongan atap plastik/pembelonsongan buah.
2. Penyemprotan dengan insektisida mirip : Lannate 25 WP (b.a. Metomyl), Baycarb 500 EC (b.a. BPMC) Yang di lakukan pada sore hari atau pagi hari.

6. Ulat Daun Hitam (Dasychira Inclusa Walker)

Ciri : Larva mempunyai 2 jambul akrab kepala berwarna hitam yang mengarah kerah samping kepala, Dan pada potongan tubuh terdapat 4 jambul yang merupakan kumpulan serta berwarna coklat Kehitam-hitaman. Di sepanjang 2 sisi tubuh terdapat rambut yang berwarna Abu-abu dan panjang larva 50 mm.

Gejala : Menyerang daun muda dan yang tua, Dan tumbuhan yang terjangkit tinggal tulang Daun daunya dengan kerusakan 30%. Dan pada siang hari larva bersembunyi di balik daun. 

Pengendalian :

1. Secara mekanis dengan membuang telur telur yang biasanya di letakkan pada daun.
2. Penyemprotan insektisida Seperti : Nuvacron 20 SCW (b.a. Monocrotofos) Dan matador 25 EC.

7. Lalat Buah (Rhagloletis Pomonella)

Ciri : Larva tidak berkaki, Setelah menetas dari telur 10 hari kemudian sanggup segera memakan daging buah,Warna lalat hitam, Dan kaki Kekuning-kuningan kemudian meletakkan telur pada buah,

Gejala : Bentuk buah menjad jelek,Dan terlihat benjol-benjol.

Pengendalian :

1. Penyemprotan insektisida kontak mirip Lebacyd 550 EC.
2. Membuat perangkat lalat jantan dengan memakai Methyleugenol sebanyak 0,1 cc kemudian di teteskan pada kapas yang sudah di tetesi Insektisida 2 cc. Dan kapas tersebut di masukkan ke botol plastik (Bekas air mineral) Yang di gantungkan dengan ketinggian 2 meter,Karena aroma yang mirip Bau-bau yang di keluarkan sang betina, Maka si jantan tertarik dan menghisap kapas tersebut.

Penyakit

1. Penyakit Embun Tepung (Powdery Mildew)

 Penyebab : Padosphaera leucottich Salm. Dengan Stadia imperfeknya yaitu oidium Sp.

Gejala :

1. Pada daun atas tampak Memutih atau putih, Tunas tidak normal, kerdil dan tidak berbuah,
2. Pada buah berwarna coklat, Dan berkutil coklat.

Pengendalian

1. Memotong tunas atau potongan yang sakit dan di bakar.
2. Dengan menyemprotkan fungisida Nimrod 250 EC (2,5-5 cc/10 liter air (500 liter/Ha) Atau Afugan 300 EC (0,5-1 cc/liter air (Pencegahan) Dan 1-1,5 cc/liter air Setelah perompesan hingga tunas berumur 4-5 ahad dengan interval 5-7 Hari.

Penyakit Becak Daun (Marssonina coronaria J.J. Davis)

Gejala : Pada daun umur 4-6 ahad sehabis perompesan terlihat brecak putih yang tidak teratur, Berwarna coklat, Dan permukaan atas timbul titik-titik hitam, Di mulai dari daun tua, Daun muda hingga seluruh potongan Gugur.

Pengendalian :

1. Jarak tanam tidak terlalu rapat, Dan potongan yang terjangkit di buang atau di bakar.

2. Di semprot fungisida Agrisan 60 WP 2 gram/liter air, Dosis 1000-2000 gram/ha semenjak 10 hari sehabis rompes dengan interval 1 ahad sebanyak 10 Aplikasi atau delseme MX 200 2gram/liter air, Henlate 0,5 gram/liter air semenjak umur 4 hari sehabis rompes dengan interval 7 hari hingga 4 minggu.

3. Jamur upas (Cortisium salmonicolor berk et Br).

Pengendalian : Mengurangi kelembaban kebun, Dan menghilangkan potongan tumbuhan yang sakit.

4. Penyakit kanker (Botryosphaeria Sp)

Gejala : Menyerang batang/cabang (Busuk, Warna coklat kehitaman, Dan terkadang mengeluarkan cairan). Dan buah (Bercak kecil warna coklat muda, Busuk, Mengelembung, Berair, Dan warna buah memucat.

Pengendalian :

1. Tidak memanen buah terlalu masak.
2. Mengurangi kelembaban kebun.
3. Membuang potongan yang sakit.
4. Pengerokkan batang yang sakit kemudian diolesi fungisida Difolatan 4 F 100 cc/10 liter air atau Copper sandoz.
5. Di semprotkan Benomyl 0,5 gram/liter air, Antracol 70 WP 2 gram/liter air.

5. Busuk buah (Gloeosporium Sp)

Gejala : Bercak kecil coklat dan berbintik-bintik hitam berkembang menjadi Orange.
Pengendalian : Tidak memetik buah terlalu masak, Dan pencelupan dengan Benomyl 0,5 gram/liter air untuk mencegah penyakit pada penyimpanan.

6. Busuk Akar (Armilliaria Melea)

Gejala : Menjelang tumbuhan apel pada tempat hirau taacuh basah, D itandai dengan layunya daun, Gugur, Dan kulit akar membusuk.

Pengendalian : Dengan Eradifikasi, Yaitu membongkar/Mencabut tumbuhan yang terjangkit beserta Akar-akarnya, Dan bekas lubang tidak di tanami minimal (1 tahun).

8. Panen

Ciri-ciri Dan Umur Panen

Pada umumnya buah apel sanggup di panen pada umur 4-5 bulan sehabis bunga mekar. Dan tergantung pada varietas dan iklim. Rome beauty sanggup di petik pada umur sekitar 120-141 hari dari bunga mekar, Dapat di panen pada umur 141 hari sehabis bunga mekar dan Anna sekitar 100 hari. Tetapi pada demam isu hujan dan tempat yang lebih tinggi, Umur buah lebih panjang.

Pemanenan yang paling baik di lakukan pada ketika tumbuhan mencapai tingkat masak fisiologis (Ripening), Yaitu tingkat di mana buah mempunyai kemampuan untuk menjadi masak normal sehabis di panen. Ciri masak fisiologis Buah apel yaitu : Ukuran buah terlihat maksimal, Aroma buah mulai terasa, Dan warna buah tampak cerah segar dan apabila di tekan terasa (Kres).

Cara Panen

Pemetikan apel di lakukan dengan cara memetik buah dengan tangan secara serempk untuk setiap kebun.

Periode Panen

Priode panen apel adalah, 6 bulan sekali bedasarkan siklus pemeliharaan yang sudah di lakukan.

Prakiraan Produksi

Produksi buh apel sangatlah tergantung dengan Varietas, Dengan secara umum produksi apel yaitu 6-15 kg/Pohon.

PascaPanen

1. Pengumpulan : Setelah di petik, Buah apel di kumpulkan pada tempat yng teduh atau tidak terkena sinar matahari pribadi supaya laju respirasi berkurang sehingga di dapatkan apel yang tinggi kualitas juga kuantitasnya. Penggumpulan di lakukan dengan Hati-hati kalau bisa jangan di tumpuk dan di lempar-lemparkan. Kemudian di bawa dengan keranjang di gudang untuk di seleksi.

2. Penyortiran dan penggolongan : Penyortiran di lakukan untuk memisahkan antara buah yang baik dan bebas dari penyakit dengan buah yang buruk atau buah yang berpenyakit. Agar penyakit tidak tertular keseluruhan buah yang di panen yang sanggup menurunan mutu produ. Penggolongan di lakukan untuk mengklasifikasikan produk berdasarkan jenis variets, Ukuran dan kualitas buah.

3.Penyimpanan : Pada dasarnya buah apel sanggup di simpan lebih usang di banding dengan buah-buahan yang lain, Misalnya, Rome beauty 21-28 hari (Umur petik 113-120 hari) Atau 7-14 hari (Umur petik 127-141 hari).Untuk penyimpanan lebih usang (4-7 bulan) Haruslah di simpan pada suhu minus 6-0 deajat C dengan precooling 2,2 derajat C.

4.Pengemasan Dan Transportasi : Kemasan yang di gunakan yaitu kardus dengan ukuran (48 x 33 x 37 cm) Dengan berat 35 kg buah apel. Dasar dan diatas susunan apel perlu di beri potongan kertas dan di susun miring (Tangkaisejajar panjang kotak).Kemudian dasar kotak di isi 3-3 atau 2-2 atau juga berselang 3-2 saling menutup ruang antar buah.

10 Analisis Ekonomi Budidaya Tanaman

Analisis UsahaBudidaya : Perkiraan analisis budidaya apel skala 1 hektar selama masa tanam 6 tahun di tempat jawa timur pada tahun 1999 yaitu mirip berikut :

a) Biaya Produksi1. Lahan sewa 10 tahun @ Rp. 1.000.000, - Rp. 10.000.000, -2. Bibit Tanaman 400 @ Rp. 3.500, - Rp. 1.400.000, -3. Pupuk Kandang- Tahun Ke-1, 67 m3 @ Rp. 15.000, - Rp. 1.005.000, -- Tahun Ke-2, 83 m3 Rp. 1.245.000, -- Tahun Ke-3, 100 m3 Rp. 1.500.000, -- Tahun Ke-4, 125 m3 Rp. 1.875.000, -- Tahun Ke-5, 150 m3 Rp. 2.250.000, -- Tahun Ke-6, 175 m3 Rp. 2.625.000, -4. Pupuk Urea- Tahun Ke-1, 80 kg @ Rp. 1.410, - Rp. 112.800, -- Tahun Ke-2, 100 kg Rp. 141.000, -- Tahun Ke-3, 145 kg Rp. 204.450, -- Tahun Ke-4, 152 kg Rp. 214.320, -- Tahun Ke-5, 222 kg Rp. 313.020, -- Tahun Ke-6, 333 kg Rp. 469.530, -5. Pupuk SP 36- Tahun Ke-1, 65 kg @ Rp. 2.055, - Rp. 133.575, -- Tahun Ke-2, 85 kg Rp. 174.675, -- Tahun Ke-3, 100 kg Rp. 205.500, -- Tahun Ke-4, 100 kg Rp. 205.500, -- Tahun Ke-5, 111 kg Rp. 228.105, -- Tahun Ke-6, 166 kg Rp. 341.130, -6. Pupuk KCl- Tahun Ke-1, 26 kg @ Rp. 2.550, - Rp. 66.300, -- Tahun Ke-2, 50 kg Rp. 127.500, -- Tahun Ke-3, 73 kg Rp. 186.150, -- Tahun Ke-4, 152 kg Rp. 387.600, -- Tahun Ke-5, 333 kg Rp. 849.150, -- Tahun Ke-6, 500 kg Rp. 1.275.000, -7. Pupuk daun- Tahun Ke-1, 3 liter @ Rp. 54.000, - Rp. 162.000, -- Tahun Ke-2, 6 liter Rp. 324.000, -- Tahun Ke-3, 8 liter Rp. 432.000, -- Tahun Ke-4, 10 liter Rp. 540.000, -- Tahun Ke-5, 10 liter Rp. 540.000, -- Tahun Ke-6, 10 liter Rp. 540.000, -8. Obat Dan Pestisida (Antracol, Karathane, Nimrod, Dimecron, dll)- Tahun Ke-1 Rp. 3.000.000, -- Tahun Ke-2 Rp. 4.400.000, -- Tahun Ke-3 Rp. 4.840.000, -- Tahun Ke-4 Rp. 5.668.000, -- Tahun Ke-5 Rp. 8.400.000, -- Tahun Ke-6 Rp. 11.104.000, -9. PERALATAN- Cangkul 20 buah @ Rp. 15.000, - Rp. 300.000, -- Sprayer 3 buah @ Rp. 300.000, - Rp. 900.000, -- Gunting Pangkas 5 buah @ Rp. 50.000, - Rp. 250.000, -10. Tenaga Koperasi Karyawan Bhakti Samudera- Tenaga Tetap 1 orangutan Rp. 960.000, - Rp. 5.760.000, -- Pengolahan Lahan tahun Ke-1 15 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 75.000, -- Pengolahan Lahan tahun Ke-2-6, 40 HOK @ Rp. 200.000, - Rp. 1.000.000, -- Buat Lubang Tanam 70 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 350.000, -- Penanaman 30 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 150.000, -- Penyiangan 20 HOK / thn @ Rp. 100.000, - Rp. 600.000, -- Pemupukan- Tahun Ke-1 dan Ke-2, 30 HOK @ Rp. 150.000, - Rp. 300.000, -- Tahun Ke-3 40 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 200.000, -- Tahun Ke-4, 50 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 250.000, -- Tahun Ke 5, 65 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 325.000, -- Tahun Ke-6, 75 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 375.000, -- Pengendalian HPT- Tahun Ke-1, 24 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 120.000, -- Tahun Ke-2, 36 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 180.000, -- Tahun Ke-3, 48 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 240.000, -- Penyemprotan Hama- Tahun Ke-1, 50 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 250.000, -- Tahun Ke-2, 65 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 325.000, -- Tahun Ke-3, 60 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 300.000, -- Penyemprotan penyakit- Tahun Ke-1, 20 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 100.000, -- Tahun Ke-2, 30 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 150.000, -- Tahun Ke-3, 30 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 150.000, -- Penyabutan batang- Tahun Ke-2, 16 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 80.000, -- Tahun Ke-3, 20 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 100.000, -- Tahun Ke-4, 30 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 150.000, -- Tahun Ke-5, 50 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 250.000, -- Tahun Ke-6, 50 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 250.000, -- Pengairan- Tahun Ke-1, 2, 3: 30 HOK / tahun @ Rp. 150.000, - Rp. 450.000, -- Tahun Ke-4, 5, 6: 40 HOK @ Rp. 200.000, - Rp. 600.000, -- Pemangkasan- Tahun Ke-2, 22 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 110.000, -- Tahun Ke-3, 30 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 150.000, -- Tahun Ke-4, 50 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 250.000, -- Tahun Ke-5, 60 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 300.000, -- Tahun Ke-6, 60 HOK @ Rp. 5.000, - Rp. 300.000, -Jumlah Wesel Produksi selama 6 tahun Rp. 83.125.305, -2) Pendapatan (MULAI Produksi tahun Ke-3)1. Tahun Ke-3: 2.900 kg @ Rp. 5.000, - Rp. 14.500.000, -2. Tahun Ke-4: 3.825 kg @ Rp. 5.000, - Rp. 19.125.000, -3. Tahun Ke-5: 4.990 kg @ Rp. 5.000, - Rp. 24.950.000, -4. Tahun Ke-6: 6.760 kg @ Rp. 5.000, - Rp. 33.800.000, -Number pendapatan Rp. 92.375.000, -3) Keuntungan Dalam, 6 tahun Rp. 9.249.695, -4) Parameter kelayakan Pratama Afiliasi1. B / C ratio = 1,1

Menurut analisis Pudji Santoso dkk (1988) menawarkan bahwa pada Bambang Sularso BEP apel pertanian di tanah sawah Rp. 33.916.000 untuk lahan tegal dan Rp. 45.034.000 sanggup dicapai pada area minimal 0.164 ha (padi) dan 0,39 ha (dost). Ini berarti bahwa bila petani menanam apel lebih dari skala minimum, petani menerima keuntungan.

Gambaran Peluang Agribisnis

Dalam hal agribisnis, apel tergolong tumbuhan yang sangat komersial. Hal ini didukung oleh beberapa alasan, yaitu:

1) Iklim: Apel merupakan tumbuhan yang selektif. Artinya apel merupakan tumbuhan yang hanya sanggup tumbuh dan berkembang di daerah-daerah tertentu di mana iklim yang mendukung. Tanaman apel di banyak negara di dunia yang diproduksi oleh empat musim, sementara hanya beberapa tempat di tempat tropis sukses referensi Malang.

2) Pasar apple Indonesia; selama pasar Apple Indonesia diimpor dari negara-negara Eropa dan Australia. Sejak bekembangnya apel pasar di Indonesia secara sedikit demi sedikit diambil alih oleh produksi dalam negeri. Hal ini sanggup dilihat bahwa data BPS menawarkan peningkatan nasional apel produksi 7.303.372 ton (1984) menjadi 9.046.276 ton (1988), meningkat 17,5%. Target selesai yaitu pemenuhan konsumsi nasional dan ekspor.

3) Faktor lain, yaitu, pengembangan komoditas agro sebagai apel dan pengembangan masakan olahan mirip bubur apel jelly apel dan apel.

Produksi Stanhdar

1. Ruang Lingkup

Standar produksi meliputi: persyaratan mutu, metode pengujian kualitas, metode pengambilan sampel dan cara pengemasan.

2. Diskripsi

3. Klasifikasi dan Standar Mutu

Kualitas standar selama ini berlaku:
a) Grade A = 15,9% (31-4 buah / kg)
b) Grade B = 45,2% (5-7 buah / kg)
c) Grade C = 29,6% (8-10 buah / kg)
d) Kelas D = 7,0% (11-15 buah / kg)

4. Pengambilan

Sampel diambil secara acak dari jumlah kemasan mirip terlihat di bawah. Sampel yang diambil dari masing-masing paket 20 buah dari potongan atas, tengah dan bawah. Contoh-contoh secara acak bertingkat (startified random sampling) hingga minimal 20 buah untuk analisis.

a. Jumlah dalam kemasan partai (lot) hingga 100, sampel yang diambil 5.
b. Jumlah dalam kemasan partai (banyak) 101-300, sampel yang diambil 7.
c. Jumlah dalam kemasan partai (banyak) 301-500, 9 sampel diambil.
d. Jumlah kemasan dalam partai (lot) 501-1000, 10 sampel diambil.
e. Jumlah dalam kemasan partai (banyak) lebih dari 1000, sampel diambil 15 (minimum).
Petugas pengambilan sampel harus memenuhi syarat orang-orang yang berpengalaman atau dilatih di muka dan mempunyai kekerabatan dengan tubuh hukum.

5. Pengemasan

Apel dikemas dengan peti kayu / materi lain yang cocok dengan berat higienis maksimum 30 kg. Label pada kemasan luar yang berbunyi sebagai berikut: nama item, ukuran kelas, jenis kualitas, nama / isyarat perusahaan, berat bersih, negara / tempat tujuan, hasil Indonesia, tempat asal.

Sekian terimakasih alasannya yaitu anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Dan Menanam Apel tersebut, Semoga banyak keuntungannya untuk anda tentunya pengunjung saya

Demikian artikel tentang Tips Terbaik Budidaya Dan Menanam Apel ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Tips Terbaik Budidaya Dan Menanam Apel ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.