Melalui jaringan backlink yang kami miliki merupakan penyedia jasa backlink menerima berbagai backlink Indonesia dengan layanan jasa backlink murah yang kami kelola secara manual dan profesional. Kami menawarkan jasa backlink terbaik. Bagaimana cara membeli backlink dari kami?. Silahkan 👉 Hubungi Kami! harga sangat terjangkau!

Content Placement

Berikut adalah daftar 50 situs Jaringan Backlink kami!
01. Backlink Indonesia 26. Iklan Maluku Utara
02. Backlink Termurah 27. Iklan Nusa Tenggara Barat
03. Cara Membeli Backlink 28. Iklan Nusa Tenggara Timur
04. Iklan Aceh 29. Iklan Online Indonesia
05. Iklan Bali 30. Iklan Papua
06. Iklan Bangka Belitung 31. Iklan Papua Barat
07. Iklan Banten 32. Iklan Riau
08. Iklan Bengkulu 33. Iklan Semesta
09. Iklan Dunia 34. Iklan Sulawesi Barat
10. Iklan Gorontalo 35. Iklan Sulawesi Selatan
11. Iklan Internet 36. Iklan Sulawesi Tengah
12. Iklan Jakarta 37. Iklan Sulawesi Tenggara
13. Iklan Jambi 38. Iklan Sulawesi Utara
14. Iklan Jawa Barat 39. Iklan Sumatra Barat
15. Iklan Jawa Tengah 40. Iklan Sumatra Selatan
16. Iklan Jawa Timur 41. Iklan Sumatra Utara
17. Iklan Kalimantan Barat 42. Iklan Terbaru
18. Iklan Kalimantan Selatan 43. Iklan Yogyakarta
19. Iklan Kalimantan Tengah 44. Jaringan Backlink
20. Iklan Kalimantan Timur 45. Jasa Backlink
21. Iklan Kalimantan Utara 46. Jasa Backlink Murah
22. Iklan Kepulauan Riau 47. Jasa Backlink Terbaik
23. Iklan Lampung 48. Jasa Backlink Termurah
24. Iklan Link 49. Media Backlink
25. Iklan Maluku 50. Raja Backlink

Kami jaringan backlink sebagai media backlink bisa juga menerima content placement yakni jasa backlink termurah kami di dalam artikel. Pesan segera jasa backlink termurah ini. Karena kami adalah raja backlink yang sebenarnya!

Peluang Agen Iklan Online
Tampilkan postingan dengan label Alam Nusantara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Alam Nusantara. Tampilkan semua postingan

Tips Dan Teknik Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler)

Info informasi Tips Dan Teknik Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler) atau artikel tentang Tips Dan Teknik Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler) ini semoga dapat bermanfaat, dan menambah wawasan. Selamat Membaca! Jangan lupa dishare juga! Jika merasa artikel ini bermanfaat juga untuk orang lain. Yang di maksut ayam peliharaan atau (Gallus gallus domesticus) Adalah unggas yang biasa di pelihara insan guna untuk di manfaatkan buat keperluan hidup, Ayam peliharaan merupakan keturunan lansung dari salah satu Subspesiaes ayam hutan yang di kenal sebagai ayam hutan merah atau ayam bangkiwa (bankiva fowi) Kawin saling santarras ayam telah menghasilkan ratusan Galur unggul atau galur murni dengan Bermacam-macam fungsi, Yang paling umum ialah Ayam potong, (Untuk dipotong) Dan ayam petelur, Untuk (Diambil telurnya) Ayam biasa sanggup juga di kawin silang dengan kerabat dekatnya, (Ayam hutan hijau) Yang menghasilkan bibit unggul mandul yang yang jantanya di kenal sebagai ayam Bekisar.

Dengan populasi lebih dari 24 miliar pada tahun 2003, (Firefly's Bird Encyclopaedia) Menyatakan Ada lebih banyak ayam di dunia ini dari pada Burung-burung lainya. Ayam memasok 2 sumber protein dalam Pangan ialah : Daging Ayam Dan Telurnya Ayam. Ayam peliharaan berasal dari domestik ayam hutan merah, Atau ayam (bangkiwa Gallus gallus) yang hidup di india. Namun demikian pengujian molekular memperlihatkan kemungkinan sumbangan plasma nutfah dari G. Sonneratii lantaran ayam hutan merah tidak mempunyai sifat kulit warna kuning yang menjadi salah satu Ciri-ciri ayam peliharaan.
Tips Dan Teknik Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler)


Ukuran tunuh berfariasi, (Monopterus indicus) Hanya berukuran 8,5 cm. Sementara belut mamer (Synbranchus marmoratus) Telah di ketahui sanggup mencapai 1,5 m, Dan belut sawah sendiri yang sanggup di jumpai di sawah juga di jual dan untuk di makan. Dapat mencapai panjang sekitar 1 m. Atau dalam bahasa betawinya (Di sebut moa). Kebanyakan belut tersebut tidak suka berenang bahkan lebih suka bersembunyi di dalam lumpur. Semua jenis belut ialah pemangsa, Daftar mangsanya ialah ibarat Hewan-hewan yang kecil yang ada di rawa dan sungai. Seperti binatang : Ikan, Katak, Serangga, Dan Krustasea yang kecil. Berikut di bawah ini Sejarah singkat Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler).

1. Sejarah singkat Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler).

Ayam ras pedaging tersebut, Sama juga dengan Broiler. Yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari Bangsa-bangsa ayam yang mempunyai saya Produktifitas yang tinggi. Yang paling utama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler tersebut gres saja terkenal di negara indonesia semenjak tahun 1980-an, Dimana pemegang perusahaan mencanangkan penggalakan komsumsi daging ruminansia yang pada ketika itu sangat sulit keberadaanya. Hingga ketika ini broiler telah sangat di kenal oleh masyarakat indonesia dengan dengan aneka macam kelebihan. Hanya hingga 5-6 ahad lamanya sudah sanggup di panen,  Dalam waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan. Maka dari itu banyak peternak gres serta peternak musiman yang telah bermunculan di aneka macam wilayah Indonesia.

2. Sentra Perikanan

Ayam telah di kembagkan sangat pesat di setiap negara, Di negara Indonesia perjuangan ternak ayam pedaging juga telah di jumpai di setiap Propinsi Indonesia.

3. Jenis

Dengan aneka macam macam strain ayam ras pedaging yang telah beredar luas di pasaran, Peternak tidak perlu risau dalam menentukan pilihan, Sebab, Semua jenis train yang telah beredar mempunyai daya produktifitas relatif sama artinya seandinya terdapat perbedaan. Dalam perbedaan tidak menyolok atau sngat kecil sekali. Dalam menetukan pilihan strain apa yang hendak di pelihara. Para peternak sanggup meminta daftar Produktifitas atau prestasi bibit yang di jual di Poultry Shoup. Adapun  jenis strain ayam ras pedaging yang banyak beredar di pasaran ialah : (Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cormish, Brahma, Langshans, Hypeco-broiler, Ross, Narshall"m", Euribrid, AA 70, H&N, Sussex, Bromo, CP 707, Dan yang lainya.

4. Manfaat

Manfaat dari beternak ayam ras pedaging antara lain, Seperti berikut

1. Tabungan di hari tua
2. Mencukupi kebutuhan keluarga (Profit motif )   
3. Penyediaan kebutuhan protein hewani.
4. Pengisi waktu luang di masa pensiunan.
5. Pendidikan dan latihan (Diklat) Keterampilan di kalangan remaja.

5. Persyaratan Lokasi

1. Lokasi terpilih bersifat menetap, yang artinya tidak gampang terganggu oleh Keperluan-keperluan yang lain selain untuk perjuangan peternakan, (Budidaya Ayam Ras Pedaging) (Broiler).
2. Lokasi gampang terjangkau dari Pusat-pusat pemasaran.
3. Dan lokasi yang cukup jauh dari Keramaian atau perumahan penduduk.

6. Pedoman Teknis Budidaya

Sebelum perjuangan beternak akan di mulai, Seorang peternak wajib memahmi dalam 3 hal unsur produksi Yaitu,

1. Manajemen (Pengelolaan perjuangan peternakan).
2. Breeding (Pembibitan).
3. Feeding (Makanan ternak/pakan). 

A. Persiapan sarana dan peralatan

1. Perkandangan : Sistem perkandangan yang ideal untuk perjuangan ternak ayam ras mencakup ibarat berikut :
A. Persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C.
B. Kelembaban sekitar antara 60-70%, Dan penerangan/pemanasan sangkar sesuai dengan hukum yang telah ada.
C. Tata letak sangkar biar menerima sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, Dan model sangkar di sesuaikan dengan umur ayam.
D. Untuk anak ayam yang berumur 2 ahad atau 1 bulan hendaklah menggunakan sangkar box, Dan untuk anak ayam remaja 1-2 dan 3 bulan menggunakan sangkar box yang di besarkan, Dan untuk ayam sampaumur sanggup dengan sangkar postal atau sangkar bateray.
E. Untuk kontruksi sangkar tidak harus dengan materi yang berharga mahal, yang penting berpengaruh higienis dan tahan lama.

B. Peralatan

1. Litter (Alas lantai) : Alas lantai atau litter haruslah dalam keadaan kering, Maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk dan angin kencang. Kemudian tebal Litter setinggi 10 cm, Lalu materi litter di pakai adonan dari kulit padi atau sekam, dan dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya. Atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3-5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.

2. Indukan atau brooder

Alat ini berbentuk bulat atau persegi 4 dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Yang fungsinya ibarat induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika gres menetas.  

3. Tempat bertengger

Tempat bertengger tersebut ialah untuk tempat istirahat dan tidur. Di buat pada dinding dan usahakan kotoran jatuh kelantai yang gampang di bersihkan dari luar, Di buat tertutup biar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.

4. Tempat makan dan minum (Tempat grit)

Tempat makan dan minum ayam harus tersedia cukup, Yang berbahan dari bambu, Almunium atau apa saja yang niscaya berpengaruh asal tidak bocor dan tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus.

5. Alat-alat rutin

Alat-alat rytin tersebut termasuk alat kesehatan ayam misalnya ibarat : Suntikan, Gunting operasi, Pisau potong operasi kecil dan sebagainya.

1. Pembibitan

Ternak-ternak yang di pelihara haruslah memenuhi persyaratan ibarat sebagai berikut :

1. Ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya.
2. Pertumbuhan dan perkembanganya Normal.
3. Ternak berasal dari pembibitan yang niscaya telah di kenal keunggulanya.
4. Tidak ada lekatan tinja di buburnya.

2. Pemilihan bibit dan calon induk

Ada beberapa aliran teknis untuk menentukan bibit/DOC, (Day OldChicken/Ayam umur sehari) Sebagai berikut :

1. Anak ayam/(DOC) Berasal dari induk yang sehat.
2. Bulu tampak halus dan penuh, Serta baik pertumbuhanya.
3. Tidak terdapat abnormalitas pada tubuh ayam.
4. Nafsu makan anak ayam membaik.
5. Ukuran tubuh normal, Dan ukuran berat tubuh antara (35-40 gram).
6. Tidak ada letakan tinja di buburnya.

Perawatan bibit dan calon induk

Di lakukan di setiap saat, Jika ada kelainan pada ternak, Supaya segera di beri perhatian secara khusus dan di berikan pengobatan sesuai dengan petunjuk dinas peternakan setempat, Atau dokter binatang yang bertugas di tempat yang bersangkutan.

3. Pemeliharaan

Pemberian pakan dan minuman

1. Untuk dukungan pakan ayam ras broiler ada 2 cara,
Face yaitu fase starter (0-4 minggu)
Dan fase finisher umur (4-6 minggu)

A. Kualitas dan kuantitas pakan fase Starter ialah : Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, Lemak 2,5%, Serat garang 4%, Kalsium (CA) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% ME 2800-3500 Kcal.

B. Kualitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 golongan yaitu ahad pertama :

1. Minggu pertama : Umur 1-7 hari, 17 gram/hari/ekor.
2. Minggu ke dua : Umur 8-14 hari, 43 gram/hari/ekor.
3. Minggu ke tiga : Umur 15-21 hari, 66 gram hari/ekor.
4. Minggu ke empat : Umur 22-29 hari, 91 gram/hari/ekor.
Kaprikornus jumlah pakan yang di butuhkan tiap ekor hingga pada umur empat ahad sebesar 1.520 gram

Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher ialah :

1. Kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 8,1-21,2%, Lemak 2,5%, Serat garang 4,5%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, Dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.

Kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan  ialah :

1. Minggu ke lima : Umur 30-36 hari, 111 gram/hari/ekor.
2. Minggu ke enam : Umur 37-43 hari, 129 gram/hari/ekor.
3. Minggu ke tujuh : Umur 44-50 hari, 146 gram/hari/ekor.
4. Minggu ke delapan : Umur 51-57 hari, 161 gram/hari/ekor.
Kaprikornus total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari ialah 3.829 gram.

Pemberian minum di sesuaikan dengan umur ayam yang di kelompokkan dalam 2 fase yaitu : 

1. fase starter : Umur 1-29 hari, Dan kebutuhan air minum terbagi lagi pada Masing-masing minggu, Yaitu :
Minggu pertama : 1-7 hari, 1,8 liter/hari/100 ekor.
Minggu ke dua : 8-14 hari, 3,1 liter/hari/100 ekor.
Minggu ke tiga : 15-21 hari, 4,5 liter/hari/100 elor.
Minggu ke empat : 22-29 hari, 7,7 liter/hari/ekor.
Kaprikornus jumlah air minum yang di butuhkan hingga 4 ahad ialah sebanyak : 122,6 liter/100 ekor.

Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya di beri embel-embel gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang di berikan ialah : 50 gram/liter air. 

2. fase finisher : Umur 30-57 hari, Terkelompok dalam Masing-masing minggu, Yaitu :

Minggu ke lima : 30-36 hari, 9,5 liter/hari/100 ekor.
Minggu ke enam : 37-43 hari, 10,9 liter/hari/100 ekor.
Minggu ke tujuh : 44-50 hari, 12,7 liter/hari/100 ekor.
Minggu ke delapan : 51-57 hari, 14,1 liter/hari/ekor.
Kaprikornus total air minum 30-57 hari sebanyak : 333,4 liter/hari/ekor.

Pemeliharaan Kandang

Kebersihan lingkungan sangkar (Sanitasi) pada areal peternakan merupakan perjuangan pencegahan penyakit yang paling mudah. Hanya di butuhkan tenaga yang giat dan terampil saja. Tindakan preventif dengan memperlihatkan vaksin pada ternak dengan merek dan takaran sesuai dengan cacatan pada label yang daroi poultry shoup. Agar bangunan sangkar sanggup berkhasiat secara efektif, maka bangunan sangkar perlu di pelihara secara baik, yaitu sangkar selalu di bersihkan dan di jaga/dicek Yang apabila ada kepingan yang rusak, supaya segera di sulam dan di perbaiki kembali. Dengan sedemikian daya guna sangkar sanggup maksimal tampa mengurangi persyaratan sangkar bagi ternak yang di budidayakan atau di pelihara.

Hama dan penyakit

Berak darah (Coccidiosis)
Gejala : Tinja berdarah dan mencret, Nafsu makan berkurang, Sayap terkulasi, Bulu kusam menggigil ke dinginan.

Pengendalian 

1. Menjaga kebersihan lingkungan, Dan menjaga litter tetap kering.
Dengan tetra Chloine Capsule di berikan melalui mulut, Noxal, Trisula Zuco tablet di larutkan dalam air minum atau sulfague moxaline, amprolium, cxaldayocox.

2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)

Gejala : Ayam sulit bernafas, Batuk-batuk, Timbul suara ngorok, Lesu, Mata Ngantuk, Sayap terkulasi, Terkadang berdarah, Tinja encer kehijauan yang spesifik adanya tanda-tanda (tertikolis) Yaitu kepala Berputar-putar tak menetu dan lumpuh.

Pengendalian :

1. Menjaga kebersihan lingkungan dari peralatan yang terkotori virus, Binatang vektor penyakit tetelo, Ayam yang mati segera di bakar atau di buang.

2. Pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk ke areal peternakan tampa baju yang mensucihamakan/Steril serta melaksanakan vaksinasi (NCD) Sampai ketika ini belum ada obatnya.

Hama Tungau atau Kutuan

Gejala : Ayam gelisah, Sering mematuk-matuk, Dan mengibas-ngibaskan bulu di sebabkan gatal, Nafsu makan turun, Pucat dan kurus.

Pengendalian :

1. Sanitasi lingkungan sangkar ayam yang baik, Pisahkan ayam yang sakit dengan ayam yang sehat.

2. Dengan menggunakan karbonat sevin dengan kosentrasi 0,15% dengan mengencerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sewvin dengan kosentrasi 0.15% yang mengencerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan furginasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang gampang menguap ibarat Nocotine sulfat atau Black leaf 40.

Panen

1. Hasil utama : Untuk perjuangan ternak ayam pedaging hasil utamanya ialah berupa daging ayam.
2. Hasil embel-embel : Usaha ternak ayam broiler atau pedaging ialah berupa tinja atau kotoran sangkar dan bulu.

Pascapanen

1. Stoving 

Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, Yang biasanya di letakkan di sangkar penampungan (Houlding Ground).

2. Pemotongan

Pemotongan ayam di lakukan pada lehernya, Prinsipnya biar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan di tunggu 1-2 menit, Hal ibarat ini biar kualitas daging manis dan tidak gampang terkotori dan gampang busuk.
    
3. Pengulitan atau pencabutan bulu

Ayam yang telah terpotong tersebut di celupkan kedalam air panas (51,7-54,4 C) Dan usang pencelupan ayam broiler ialah (30 detik). Dan Bulu-bulu yang halus di cabut dengan membubuhkan lilin cair atau di bakar dengan nyala api biru.

4. Pengeluaran jeroan

Bagian bawah dubut di potong sedikit, Dan seluruh isi perut (Hati, Usus, Dan ampela) Di keluarkan. Isi perut tersebut sanggup di jual atau sanggup di sertakan pada daging siap, Di masak dalam kemasan terpisah.

5. Pemotongan Karkas

Kaki, dan leher ayam di potong, Tunggir di potong jikalau tidak di sukai, Setelah semua jeroan telah di keluarkan dan juga berkas telah di basuh bersih, Kaki ayam/paha di tekukan di bawah dubur, Lalu ayam di dinginkan kemudian di kemas.

Analisis Ekonomi Budaya

1. Analisis Budidaya usaha

Dasar perhitungan biaya : Yang di keluarkan dari pendapatan yang di peroleh dalam analisis ini anatara lain ialah :

1. Jenis yang di pelihara ialah jenis ayam ras pedaging (broiler) dari strain (CP.707).

2. Sistem pemeliharaan yang diterapkan dengan cara intensif pada sangkar model postal.

3. Luas tanah yang dp ergunakan yaitu 200 m 2 dengan nilai harga sewa tanah dalam 1 ha/tahun ialah Rp 1.000.000,-

4. Kandang di buat dari kerangka bambu, Lantai tanah, Dan dinding terbuat dari Bilah-bilah bambu dengan ganjal dinding setinggi 30 cm, Terbuat dari kerikil bata yang plester dan atap menggunakan genteng.

5. Ukuran kandang, Yaitu tinggi kepingan tepinya 2,5 m, lebar sangkar 5 m, dan lebar kepingan tepi sangkar 1,5 m.

6. Lokasi peternakan akrab dengan sumber air dan listrik.

7. Menggunakan alat pemanas (Brooder) gasolec dengan materi bakar gas.

8. Penerangan dengan lampu listrik.

9. Umur ayam yaitu di mulai dari bibit yang berumur 1 hari.

10. Litter/alas kaandang menggunakan sekam padi.

11. Jenis pakan yang di berikan ialah : BR-1 untuk anak ayam umur 0-4 ahad dan BR-2 untuk umur 4-6 minggu.

12. Tingkat maut ayam diasumsikan 6%.

13. Lama masa pemeliharaan yaitu 6 ahad (42 hari).

14. Berat Rata-rata per ekor ayam diasumsikan 1,75 gram berat hidup pada ketika panen.

15. Harga ayam per kg berat hidup, Yaitu diasumsikan Rp 2500, Walau kisaran harga hingga mencapai Rp 3.000 Ditingkat peternak atau petani.

16. Ayam di jual pada umur 6 ahad atau 42 hari.

17. Nilai pupuk sangkar yaitu Rp 60.000.

18. Bunga bank yaitu 1,5%/Bulan.

19. Nilai penyusutan sangkar di perhitungkan dengan kekuatan masa pakai 6 tahun dan nilai penyusutan peralatan di perhitungkan dengan masa pakai 5 tahun.

20. Perhitungan Analisis biaya ini hanya di perhitungkan sebagai aliran dasar lantaran nilai/harga Sewaktu-waktu sanggup mengalami perubahan.

Sekian terimakasih lantaran anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Dan Teknik Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler) tersebut, Semoga banyak keuntungannya untuk anda tentunya pengunjung saya

Demikian artikel tentang Tips Dan Teknik Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler) ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Tips Dan Teknik Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler) ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.

Tips Terbaik Budidaya Jahe

Info informasi Tips Terbaik Budidaya Jahe atau artikel tentang Tips Terbaik Budidaya Jahe ini semoga dapat bermanfaat, dan menambah wawasan. Selamat Membaca! Jangan lupa dishare juga! Jika merasa artikel ini bermanfaat juga untuk orang lain. Jahe yaitu tumbuhan rimpang yang sangat terkenal dan terkenal sebagai Rempah-rempah Dan juga materi Obat-obatan. Rimpang tersebut berbentuk jerami yang menggembung di Ruas-ruas tengah, Dan rasa lebih banyak didominasi pedas di sebabkan senyawa keton yang berjulukan Zingeron. Jahe tersebut juga termasuk suku Zingiberaceae (Temu-temuan). Dan nama ilmiah jahe di berikan oleh (William Roxburgh) dari kata yunani (zingiberi) Dan dari bahasa Sanskerta (Singaberi).

Tips Terbaik Budidaya Jahe


Sejarah Singkat : Jahe di perkirakan berasal dari India, Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari Republik rakyat Cina Selatan. Kemudian dari india jahe jahe di bawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggara. Tiongkok, Jepang, Hingga Ke Timur tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme jahe yang sanggup memperlihatkan rasa hangat dan pedas pada masakan segera menjadi komoditas yang sangat terkenal di Eropa. Karena jahe hanya bisa bertahan hidup pada kawasan tropis. Dan penanamanya hanya bisa di lakukan di kawasan katulistiwa Seperti, Asia tenggara, Brazil dan Afrika. Dan ketika ini Aquador dan brazil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia pada ketika ini.

Klasifikasi Tanaman Jahe

Divisi : Spermatophyta
Sub-divisa : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale

Deskripsi Tanaman Jahe 

Jahe merupakan tumbuhan yang berbatang semu, Tinggi 30 cm hingga 1 m. Rimpang apabila di potong berwarna kuning atau jingga, Daun berpasangan berbentuk pedang, Dan panjang 15-23 mm, Lebar 8-15 mm, Kemudian tangkai daun berbulu dengan panjang 2-4 mm. Dan bentuk pengecap daun memanjang kurang lebih 7,5-10 mm Tetapi tidak berbulu, Dan seludang agak berbulu, Bunga berupa malai yang keluar di permukaan tanah, Yang berbentuk tongkat atau bulat telur yang sempit dengan panjang 2,75-3 kali lebarnya, Sangat tajam, Panjang malai 3,5-5 cm. Dan tangkai bunga hampir tidak berbulu dengan panjang 25 cm.

Rahis berbulu jarang, Terdapat sisik pada tangkai bunga yang berjumlah 5-7 buah atau helai. yang berbentuk lanset yang letaknya berdekatan atau rapat, Hampir tidak berbulu, Panjang sisik 3-5 cm. Dan daun pelindung berbentuk bulat telur terbalik, bulat pada ujungnya, Tidak berbulu yang berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, dan lebar 1-1,75 cm. Mahkota bunga berbentuk tabung 2-2,5 cm, Helainya agag sempit berbentuk tajam yang berwarna kuning kehijauan, Panjang 1,5-2,5 mm, Dan lebar 3-3,5 mm, Bibir berwarna ungu, Gelap, Berbintik-bintik yang berwarna putih Kekuningan. Dan panjang 12-15 mm, Dan kepala sari berwarna ungu, kemudian panjangnya 9 mm, Lalu tangkai putik berjumlah 2 tangkai.

Jenis Tanaman Jahe

1. Jahe Gajah Atau Jahe Badak : Rimpangnya lebih besar Dan gemuk, Dan ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainya. Jahe ini sanggup di komsumsi baik pada ketika berumur muda maupun tua, Baik sebagai jahe segar maupun jahe Olahan.

2. Jahe Putih Atau Jahe Emprit : Ruasnya kecil agag rata hingga agak sedikit menggembung, Jahe ini selalu di panen sehabis berumur tua, Dan kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah tersebut di atas. sehingga rasanya lebih pedas di samping seratnya tinggi, Dan jahe ini cocok untuk ramuan Obat-obatan atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak Atsirinya.

3. Jahe Merah : Rimpang berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe Emprit, Jahe merah ini selalu di panen sehabis tua, Dan juga mempunyai kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan Obat-obatan.

Manfaat Tanaman Jahe

Rimpang jahe bisa di gunakan sebagai bumbu masak, Pemberi aroma dan rasa pada masakan menyerupai Roti, Kue, Biskuit, Kembang gula dan banyak sekali Minuman. Jahe juga sanggup di pergunakan pada industri obat Minyak wangi, Industri jamu tradisional. Diolah menjadi jahe Instan, Asinan jahe, di buat menjadi acar, Lalap, Bandrek, sekoteng dan juga sirup. Dewasa ini para petani cabai memakai jahe sebagai pestisida alami.

Dalam perdagangan jahe di jual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe. Di samping dari itu terdapat hasil olahan jahe seperti, Minyak astiri dan koresin yang di peroleh dengan cara penyulingan yang mempunyai kegunaan sebagai materi pencampur dalam minuman beralkohol, Es krim, Dan adonan sosis juga sebagainya.

Adapun manfaat secara pharmakologi antara lainya adalah, sebagai karminatif atau (Peluruh kentut), Anti muntah, Pereda kejang, Anti pengerasan pembuluh darah, Peluruh keringat, Anti inflamasi, Anti mikroba, Parasit, Anti piretik, Anti rematik, Dan merangsang pengeluaran getah lambung dan getah Empedu.

Sentra Budidaya Jahe

Terdapat di seluruh indonesia di tanam di kebun juga di pekarangan. Pada ketika ini jahe telah banyak di budidayakan di negara Australia, Srilangka, Cina, Mesir, Yunani, India, Termasuk Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, Dan Pakistan. Jahe dari Jamaika mempunyai Kualitas yang tertinggi, Sedangkan di India merupakan negara produsen jahe Terbesar. Yaitu lebih dari 50% dari total produksi jahe di dunia.

Syarat Tumbuh Tanaman Jahe

1. Iklim : Tanah jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, Yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun. Dan pada umur 2,5 hingga 7 bulan atau lebih tumbuhan jahe memerlukan intensitas cahaya matahari 70-100% dengan kata lain penanaman jahe sebaiknya di lakukan di tempat terbuka sehingga mendapat sinar matahari di sepanjang hari. Dan suhu udara optimum budidaya tumbuhan jahe antara 20-35 oC.

2. Tanah : Tanaman jahe paling cocok di tanam pada tanah yang subur, Gembur dan banyak mengandung humus. Kemudian tekstur tanah yang baik yaitu lempung berpasir, Liat berpasir dan tanah laterik. Tanaman jahe bisa tumbuh keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah yaitu 6,8-7,0.

3. Ketinggian Tempat : Jhe tumbuh baik di kawasan tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2.000 m dpl. di negara Indonesia pada umumnya di tanam pada ketinggian 200-600 m dpl.

Pedoman Cara Menanam Jahe

Lima Tips Pembibitan.

1. Persyartan Bibit Jahe : Bibit berkualitas yaitu bibit yang memenuhi syarat mutu genetik,Mutu fisiologik (Persentase tumbuh tinggi) Dan mutu fisik. Mutu fisik yaitu bibit bebas hama dan penyakit. Kemudian rimpang untuk di jadikan benih sebaiknya mempunyai 2-3 bekal mata tunas dengan bobot sekitar 25-60 g untuk jahe putih besar. 20-40 g untuk jahe putih kecil dan jahe merah. Dan kebutuhab jahe per ha untuk jahe putih besar (Panen tua) membutuhkan benih 2-3 ton/ha dan 5 ton/ha untuk jahe putih besar panen muda. Sedangkan jahe merah dan jahe emprit 1-1,5 ton.

2. Teknik Penyemaian Bibit : Untuk mendapat pertumbuhan tumbuhan seragam, Bibit jangan eksklusif di tanam, Sebaiknya terlebih dahulu di kecambahkan. Dan penyemaian bibit sanggup di lakukan dengan peti kayu atau di taruh di atas Bedengan.

3. Penyemaian Pada Peti Kayu : Rimpang jahe yang gres di panen di jemur sementara (Tidak Sampai Kering) Kemudian di simpan sekitar 1-1,5 bulan, Dan patahkan rimpang tersebut dengan tangan di mana setiap potongan mempunyai 3-5 mata tunas, Dan di jemur ulang 1/2-1 hari.

Kemudian potongan bakal bibit tersebut di kemas ke dalam karung beranyaman jarang, Lalu di celupkan kedalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit, kemudian di keringkan. Setelah itu di masukkan kedalam peti kayu. Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu menyerupai sebagai berikut pada cuilan dasar peti kayu di letakkan bakal bibit selapis. Kemudian di atasnya di beri Abu gosok atau sekam padi. Setelah 2-4 minggu, Bibit jahe siap di semai.

4. Penyemaian Pada Bedengan : Buat rumah penyemaian sederhana yang berukuran 10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (Kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha). Dan buat bedengan dari tumpukan dari jerami setebal 10 cm. Kemudian rimpang bakal bibit di susun pada bedengan jerami, Lalu di tutup dengan jerami tersebut. Kemudian diatasnya di beri rimpang tutup dengan jerami, Demikian seterusnya. Sehingga di dapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan cuilan atas berupa jerami. Perawatan bibit pada bedengan sanggup di lakukan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali di semprot dengan fungisida. Dan sehabis 2 ahad yang biasanya rimpang telah bertunas. Bibit yang telah bertunas di pilih semoga tidak terbawa bibit yang berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi tersebut di patah-patahkan dengan tangan, Dan setiap potongan mempunyai 3-5 mata tunas dan beratnya mencapai 40-60 gram.

5. Penyiapan bibit : Sebelum di tanam bibit harus di bebaskan dari bahaya penyakit dengan dengan cara bibit tersebut di masukkan kedalam karung dan di celupkan kedalam larutan fungisida sekitar 8 Jam. Kemudian bibit di jemur sekitar 2-4 Jam. Jika telah sekesai bibit siap di tanam.

Persiapan Lahan Budidaya Jahe

Pembukaan Lahan : Pengolahan tanah diawali dengan dengan di bajak sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan bertujuan untuk mendapat kondisi tanah yang gembur atau remah dan membersihkan tumbuhan penggangu. Setelah itu tanah di biarkan selama 2-4 ahad Agr Gas-gas beracun menguap, serta bibt penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari.

Pembentukan Bedengan Dan Pemupukan Dasar : Untuk memudahkan pemeliharaan sekaligus untuk mencegah terjadinya genangan air. Sebaiknya tanah diolah menjadi Bedengan-bedengan dengan ukuran setinggi 20-30 cm, Dan lebar 80-100 cm. Sedangkan panjangya di sesuaikan dengan kondisi lahan. Penanaman jahe dengan sistem bedengan juga bertujuan untuk memudahkan serangan patogen. Karena kelembaban tanah sanggup di jaga dengan menciptakan Parit-parit.

Kemudian pemupukan dasar di berikan bersamaan dengan pembuatan bedengan memakai pupuk sangkar yang telah di fermentasi sebanyak 40 ton/ha dan NPK 15-15-15 sebanyak 1,5 ton/ha. Akan lebih baik apabila di tambahkan dengan agensia hayati menyerupai (Trichoderma sp) Dan (Gliocladium sp) Untuk mencegah serangan basil maupun cendawan patogen. Kemudian pemberian humat dan fulvat akan berfungsi sebagai pembenah tanah. sehingga serapan unsur hara oleh tumbuhan jahe sanggup dioptimalkan.

Pengapuran : Pengapuran di lakukan pada ketika pembentukan bedengan, Pada tanah dengan pH rendah, Sebagaian besar Unsur-unsur hala di dalamnya, yang terutama faktor (p) Dan kalsium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau terikat oleh ion-ion tanah. Kondisi tanah yang masam ini sanggup menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan fythium sp. Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalsium yang sangat di perlukan tumbuhan untuk mengeraskan cuilan tumbuhan yang berkayu. Merangsang pembentukan Bulu-bulu akar. Dan mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji.

Teknik Budidaya Jahe 

Penentuan Pola Tanaman : Pembudidayaan jahe secara monokultur pada suatu kawasan tertentu memang di nilai cukup rasional, Karena bisa memperlihatkan produksi tinggi. Namun pada daerah, Pembudidayaan jahe secara monokultur kurang sanggup di terima lantaran selalu menimbulkan kerugian. Penanaman jahe secara tumpangsari dengan tumbuhan lain mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut di bawah ini :

1. Mengurangi kerugian yang disebabkan naik turunya harga.
2. Menekan biaya kerja, Seperti : Tenaga kerja pemeliharaan tanaman.
3. Meningkatkan produktivitas lahan.
4. Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan tanah jawaban rendahnya pertumbuhan gulma (Tanaman Pengganggu).

Praktek lapangan ada jahe yang di tumpangsarikan dengan sayur-sayuran, Seperti : Timun Bawang merah, Cabe rawit, Buncis dan lain sebagainya. Dan ada juga yang di tumpangsarikan dengan palawija, Seperti jagung, Kacang tanah, dan juga beberapa Kacang-kacangan yang painya.

Pembuatan lubang tanam :  Untuk menghindari pertumbuhan jahe yang buruk dan jelek, Karena kondisi air tanah yang buruk. Maka sebaiknya tanah diolah menjadi Bedeng-bedengan. Kemudian buat Lubang-lubang kecil atau alaur sedalam 3-7,5 cm, Untuk menanam Bibit.

Cara Menanam Jahe : Cara menanam jahe di lakukan dengan cara melekatkan bibit rimpang secara rebah kedalam lubang tanam atau alur yang telah di persiapkan. Dan jarak tanam yang di pergunakan untuk penanaman jahe putih besar yang di panen bau tanah yaitu 80 cm x 40 cm, Atau 60 cm x 40 cm. Jahe putih kecil dan jahe merah 60 cm x 40 cm.

Perioda Tanam : Penanaman jahe sebaiknya di lakukan pada awal ekspresi dominan hujan sekitar bulan september dan oktober. Hal menyerupai ini di mungkinkan lantaran tumbuhan muda akan membutuhkan air yang cukup banyak untuk pertumbuhanya.

Pemeliharaan Tanaman Jahe

1. Penyulaman Pada Budidaya Jahe : Penyulaman di lakukan pada umur 2-3 ahad sehabis tanam


2. Penyiangan Pada Budidaya Jahe : Penyiangan pertama di lakukan ketika tumbuhan jahe berumur 2-4 minggu, Kemudian di lanjutkan 3-6 ahad sekali. Dan tergantung pada kondisi tumbuhan pengganggu yang tumbuh pada tumbuhan jahe tersebut. Namun sehabis jahe berumur 6-7 bulan sebaiknya tidak perlu di lakukan penyiangan lagi. Karena pada umur tersebut rimpangnya mulai tumbuh membesar.

3. Pembubunan Pada Budidaya Jahe : Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran udara dan air sanggup berjalan dengan baik, Maka tanah haruslah di gemburkan. Di samping dari itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang terkadang muncul keatas permukaan tanah, Apabila tumbuhan jahe masih muda.

Kemudian tanah cukup di cangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Pertamakali di lakukan pembubunan pada waktu tumbuhan jahe berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-5 Anakan. Dan pada umumnya pembubunan di lakukan 2-3 kali selama umur tumbuhan jahe. Namun tergantung kepada kondisi tanah dan Banyaknya turun air hujan.

Pemupukan Susulan Pada Budidaya Jahe : Tanaman jahe merupakan tumbuhan yang berumur panjang bila di bandingkan dengan tumbuhan cabai dan tomat, Pada dasarnya pupuk dasar yang di berikan telah mencukupi untuk menopang pertumbuhan tumbuhan jahe tersebut. Akan tetapi dalam budidaya jahe secara intensif perlu di lakukan upaya untuk meningkatkan hasil produksi yang Signifikan.

Oleh lantaran itu pupuk susulan perlu di berikan pada ketika tumbuhan jahe berumur 2-3 bulan dan 4-6 bulan dan 8-10 bulan dengan memakai pupuk NPK 15-15-15 dengan takaran 20 gram per tanaman, Dan di tambah dengan pembenah tanah. Seperti asam humat dan asam fulvat untuk membantu serapan unsur hara oleh akar, Sehingga pertumbuhan tumbuhan sanggup Optimal.

Pengairan Dan Penyiraman Pada Budidaya Jahe : Tanaman jahe tidak memerlukan air yang terlalu banyak untuk pertumbuhanya. Akan tetapi pada awal pertumbuhanya tumbuhan jahe membutuhkan air yang Cukup. Sehingga pada ketika memulai budidaya jahe di usahakan penanaman pada awal bulan September di ekspresi dominan hujan.


Sekian terimakasih lantaran anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Jahe tersebut, Semoga banyak keuntungannya untuk anda tentunya pengunjung saya

Demikian artikel tentang Tips Terbaik Budidaya Jahe ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Tips Terbaik Budidaya Jahe ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.

Tips Terbaik Budidaya Ikan Sidat

Info informasi Tips Terbaik Budidaya Ikan Sidat atau artikel tentang Tips Terbaik Budidaya Ikan Sidat ini semoga dapat bermanfaat, dan menambah wawasan. Selamat Membaca! Jangan lupa dishare juga! Jika merasa artikel ini bermanfaat juga untuk orang lain. Ikan Sidat (ordo Anguilliformes) Adalah sekelompok ikan yang mempunyai badan berbentuk yang ibarat Ular dan belut. Ikan ini masuk dalam ordo Anguilliformes yang terdiri atas 4 subordo, 19 famili, 110 genera, dan 400 spesies. Kebanyakan hidup di laut, Namun ada pula yang hidup di air tawar.
 
Ikan Sidat (anguilla bicolor) Termasuk familiAnguillidae, ordo Apodes. Di negara indonesia di perkirakan paling sedikit terdapat 5 jenis ikan sidat, Yaitu :

1. Anguilla encentralis
2. A. biolor bicolor
3. A. borneonsis
4. A. bicolor Pacifia
5. A. celebensis

Ikan Sidat tersebut mungkin tidak banyak di kenal orang, Ttetapi di aneka macam negara ikan sidat menjadi makanan primadona yang harganya sangatlah mahal. Permintaan ekspor ikan sidat semakin terus meningkat, Dan harga jualnya juga mencengangkan. Sayangnya teknik pendederan dan pembesaran yang menjadi kunci di hasilkanya sidat berkualitas dan layak ekspor belum banyak di kuasai.

Tips Terbaik Budidaya Ikan Sidat


Ikan sidat yaitu homogen belut, Namun bentuknya lebih panjang dan besar. Ada juga yang mencapai panjangnya 50 m, Memang tidak yummy di pandang, Tetapim siapa yang menyangka, Konsumen abnormal menganggap cita rasa ikan sidat yummy dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Di restoran jepang ikan sidan ini berjulukan Unagi.

Kandungan vitamin A mncapai (4.700 IU/100 gram). sedangkan hati ikan sidat lebih tinggi lagi, yaitu mencapai (15.000 IU/100 gram). Lebih tinggi dari kandungan vitamin A mentega yang hanya mencapai (1.900 IU/100 gram).

Bahkan kandungan DHA ikan sidat (1.337 mg/100 gram), Mengalahkan ikan salmon yang hanya tercatat (820 mg/100 gram) atau (tenggiri 748 mg/100 gram).  

Sementara kandungan EPA ikan sidat mencapai 742 mg/100 gram, Lebih jauh diatas ikan salmon yang hanya 492 mg/100 dan tanggiri yang hanya 409 mg/100 gram.

Teknologi budidaya ini masih sangat gres di indonesia, budidaya ikan sidat tersebut di indonesia gres saja di temukan di sekitar tahun 2007 oleh satuan kerja tambak pandu Karawang. Yang merupakan UPT Ditjen perikanan Budidaya. Departemen kelautan dan perikanan padahal ikan sidat telah cukup usang di budidayakan di negara Jepang dan Thailand.  Asal tahu saja pengembangan budidaya kedua negara memakai benih dari negara Indonesia. Dilihat dari undangan pasar dunia yang sangat besar mendorong kami untuk melaksanakan penelitian budidaya ikan Sidat tersebut.

Ikan sidat tumbuh di peraiaran tawar (Sungai dan Danau) sampai mencapai dewasa. Setelah itu ikan sidat remaja beruaya kelaut dalam untuk melaksanakan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang, Dan secara Berangsur-angsur terbawa arus ke peraiaran pantai. Ikan sidat yang telah menapai stadia elver (glass eel) akan beruaya dari perairan bahari ke perairan tawar melalui muara Sungai.

Harga ikan sidat ini memang sangat mahal dan menggiurkan, Harga di tingkat petani ikan sidat untuk elver dengan harga jual antara (Rp. 250.000/kg) Untuk ukuran 10-20 gram berkisar antara (Rp. 20.000- Rp. 40. 000/kg). Sedangkan ukuran komsumsi >500 gram untuk jenis Anguilla bicolor pada pasar lokal Rata-rata (Rp. 75.000/kg), Jenis Anguilla marmorata (Rp.125.000-Rp. 175.000/kg).

Larva Sidat (elver) berafiliasi dengan misim, Di perkirakan larva ikan sidat di mulai pada awal isu terkini hujan. Akan tetapi pada isu terkini tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mensugesti intensitas ruayanya.

Ikan sidat termasuk ikan karnivora. Di perairan umum ikan sidat memakan aneka macam jenis hewan, Khususnya organisme benthik mirip crustacea (Udang Dan Kepiting) polichatea (Cacing larva chironomus dan bivalva serta gastropods). Aktifitas makan ikan sidat pada umumnya di malam hari (nokturnal).

Ikan sidat telah di budidayakan secara intensif di Eropa khususnya di negara Norwegia, Jermas dan Belanda serta Di Asia, Yaitu : Jepang, Taiwan, Dan China daratan. Di Negara-negara lainya mirip di Australia, Indonesia dan beberapa negara eropa, Afrika barat umumnya produksi ikan sidat masih mengandalkan dari hasil penangkapan di Alam. Ikan sidat sanggup di budidayakan di dalam ruangan yang tertutup (indoor) dan di luar ruangan (outdoor). Di negara indonesia dengan suhu lingkungan yang relatif konstan sepanjang tahun maka pemeliharaan ikan sidat sanggup di lakukan di luar ruangan (outdoor).

Justify secara simpel cara beternak (Budidaya) ikan sidat di kolam tanah berdinding bambu, Cara beternak ikan sidat kolan beton atau (Bak beton), Cara beternak ikan sidat pen dan cara beternak ikan sidat keramba jaring apung, Apapun jenis wadah yang di pergunakan dalam budidaya ikan sidat yang harus di perhatikan yaitu bagai mana mencegah lolosnya ikan dari media budidaya. 

Lingkungan Peraiaran Yang Baik Untuk Beternak Ikan Sidat

1. Suhu : Pada pemeliharaan ikan sidat lokal : A. Bicolor bicolor, Suhu terbaik untuk memacu pertumbuhan yaitu (29�C).

2. Salinitas : Pada pemeliharaan ikan sidat lokal, A. Bicolor bicolor (elver) salinitas yang sanggup menunjukkan pertumbuhan yang baik yaitu (6-7 ppt).

3. Oksigen Terlarut : Kandungan oksigen minimal yang sanggup ditoleril oleh ikan sidat berkisar antara (0,5 - 2,5 ppm). 

4. pH : pH Optimal untuk pertumbuhan ikan sidat yaitu (7-8).

5. Amonia (N H3 - N) Dan Nitrit (NO2-N) : Pada konsentrasi Amonia 20 ppm sebagai ikan sidat yang si pelihara mengalami methemoglobinemie dan pada konsentrasi 30 - 40 ppm seluruh ikan sidat mengalami methemmoglobinemie.

Kebutuhan Nutrien : Seperti halnya Jenis Ikan-ikan lain, Ikan sidat membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Kadar protein pakan optimal yaitu (45%) untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar (50%) untuk ikan kecil (fingerling).

Cara Beternak Ikan Sidat Pada Jaring Apung :  

1. Jaring Apung : Satu unit jaring apung mempunyai empat kolam berukuran (7 x7 m), dengan jaring berukuran (7 x 7 x 2,5 m), Dan mata jaring (2,5 inchi). Untuk menghindari lolosnya ikan, di sekeliling tepian kolam bab atas di beri epilog dari hapa dengan lebar (60 cm).

2. Benih Ikan Sidat : Benih ikan sidat (Anguilla bicolor) berbobot (15 - 20 gram) per ekor dengan panjang (20 -30 cm). Benih ikan sidat di peroleh dari pelabuhan ratu hasil tangkapan nelayan di perairan umum.

3. Padat Penebaran : Setiap kolam di tebar (100 kg) benih ikan sidat.

4. Pakan : Pakan yang di berikan yaitu pakan buatan yang berbentuk pasta dengan kandungan :

a. Protein 47,93%
b. Lemak 10,03 %
c. Serat berangasan 8.00%
d. BETN 8,32%
e. Abu 25,71%

Pakan diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan konvensi pakan sebesar 1,96. Dengan konvensi tersebut akan di peroleh laju pertumbuhan Rata-rata 1,46% dengan mortalitas 9.64%.

5. Masa Pemeliharaan Dan Panen

Pemeliharaan ikan sidat pada kolam keramba jaring apung selama 7-8 bulan, dan masa panen secara bertahab sanggup di mulai pada masa pemeliharaan 4 bulan. Dan ukuran ikan sidat yang di panen sanggup mencapai ukuran komsumsi yaitu 180-200 gram/ekor. Pemelharaan ikan sidat pada kolam keramba jaring apung merupakan salah satu alternatif dalam rangka penganekaragaman budaya ikan pada kolam keramba jaring apung. Namun dalam penerapanya masih perlu di perhatikan kondisi serta kualitas perairanumum yang di pergunakan.

Sekian terimakasih alasannya yaitu anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Ikan Sidat tersebut, Semoga banyak keuntungannya untuk anda tentunya pengunjung  saya

Demikian artikel tentang Tips Terbaik Budidaya Ikan Sidat ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Tips Terbaik Budidaya Ikan Sidat ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.

Tips Terbaik Budidaya Udang Vannamei

Info informasi Tips Terbaik Budidaya Udang Vannamei atau artikel tentang Tips Terbaik Budidaya Udang Vannamei ini semoga dapat bermanfaat, dan menambah wawasan. Selamat Membaca! Jangan lupa dishare juga! Jika merasa artikel ini bermanfaat juga untuk orang lain. Udang yakni binatang yang hidup di perairan, Khususnya, Sungai, Laut, Dan Danau. Udang sanggup di temukan di hampir semua genangan air yang berukuran besar, Baik itu di air tawar Air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, Dari akrab permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan.

Banyak crustaceae yang di kenal dengan nama Udang, Misalnya mantis shrimp dan mysid shrimp, Keduanya berasal dari kelas Malacostraca sebagai udang sejati. Tetapi berasal dari ordo yang berbeda, Yaitu, (Stomatopoda) Dan (Mysidaceae). Triops longicaudatus dan triops cancriformis juga merupakan binatang terkenal di air tawar, Yang di sebut dengan udang. Walaupun mereka berasal dari Notostraca, Kelompok yang tidak berhubungan.

Pendahuluan Udang Vannamei

Udang Vannamei (LitopenaeusVannamei) Merupakan salah satu jenis udang introduksi yang Akhir-akhir ini sangat banyak di minati, alasannya mamiliki keunggulan, Seperti tahan dari penyakit. Pertumbuhanya cepat (Masa pemeliharaan 100-110 hari) Sintasan (Tingkat Kelulushisupan) selama pemeliharaan tinggi dan nilai konversi pakan (FCR-Nya) rendah (1:1,3). Namun demikian pembudidaya udang yang modalnya terbatas masih menganggap bahwa udang vannamei tersebut hanya sanggup di budidayakan secara intensif. Ternyata tidaklah sepenuhnya itu benar, Karena hasil kajian mengatakan bahwa udang vannamei juga sanggup di produksi dengan contoh tradisional. Bahkan dengan contoh tradisional petambak sanggup menghasilkan ukuran panen yang lebih besar sehingga harga perkilogramnya menjadi lebih Mahal.

Tips Terbaik Budidaya Udang Vannamei

 
Teknologi yang tersedia pada ketika ini masih untuk contoh intensif, Pada hal luas areal pertambakan di Indonesia yang mencapai sekitar (360.000 ha, %) Di garap oleh petambak yang kurang mampu. Informasi teknologi contoh tradisional plus untuk budidaya udang vannamei hingga ketika ini masih sangat terbatas. Di harapkan dengan adanya brosur ini sanggup menambah wawasan pengguna dalam berbagi budidaya udang vannamei contoh tradisional plus. Berikut di bawah ini Tips Terbaik Budidaya Udang Vannamei.

Persiapan Tambak

1. Pengeringan (Pengolahan Tanah Dasar) : Air dalam tambak di buang, Dan Ikan-ikan liar di brantas dengan saponin, Lalu genangan air yang masih tersisa di beberapa daerah haruslah di pompa keluar, Kemudian Bak di keringkan hingga Retak-retak Jika perlu dengan cara di traktor sehingga H�S menghilang alasannya teroksidasi. Pengeringan secara sempourna juga sanggup membunuh basil patogen yang ada di peralatan Tambak.

2. Pemberantasan Hama : Pemberantasan Ikan-ikan dengan sapion 15-20ppm (7,5-10 kg/ha) Dengan tinggi air tambak 5 cm.

3. Pengapungan Dan Pemupukan : Untuk menunjang perbaikan kualitas tanah dan air di lakukan pemberian kapur bakar (CaO), 1000 kg/ha Dan kapur pertanian sebanyak (320 kg/ha). Kemudian masukkan air ke tambak sehingga tambak menjadi Macak-macak, lalu di lakukan pemupukan dengan pupuk urea (150 kg/ha) Dan pupuk sangkar (2000 kg/ha).

4. Pengisian Air : Pengisian air di lakukan sehabis seluruh persiapan dasar tambak telah rampung, Dan air di masukkan kedalam tambak secara bertahap. Lalu ketinggian air tersebut di biarkan di dalam tambak selama 2-3 ahad dan hingga kondisi air Benar-benar siap di beri benih Udang. Tinggi air di petak pembesaran di upayakan (=1,Om).

Penebaran : Penebaran benur udang vannamei di lakukan sehabis plangton tumbuh baik (7-10 hari) sehabis penumpukan. Benur vannamei yang di pergunakan yakni PL10 - PL12 berat awal (0,001g/ekor) di peroleh dari hatchery yang telah menerima rekomendasi bebas patogen, Spesific Pathogen Free (SPF). Kreteria benur vannamei yang manis dan baik yakni Mencapai ukuran PL - 10 atau organ ingsangya telah Sempurna, Seragam atau rata, Tubuh benih dan usus terlihat jelas, Berenang melawan arus.

Sebelum benuh di tebar terlabih dahulu di lakukan aklimatisasi terhadap suhu dengan cara mengapungkan kantong yang berisi benuh di tambak dan menyiramnya dengan Berlahan-lahan. Sedangkan aklimatisasi terhadap salinitas di lakukan dengan membuka kantong, Dan di beri bertahap air tambak selama 15020 menit.

Selanjutnya kantong benur di miringkan dan berlahan lahan benur vannamei akan keluar dengan sendirinya. Pemberian benur vannamei di lakukan pada ketika di siang hari. Padat penebaran untuk contoh tradisional tampa pakan aksesori dan hanya mengandalkan pupuk susulan 10% dari pupuk awal yakni (1-7 ekor/m�). Sedangkan apabila memakai pakan aksesori pada di bulan ke 2 pemeliharaan. Maka di sarankan dengan padat tebar (8-10 ekor/m�).

Pemeliharaan : Selama pemeliharaan, Di lakukan monitoring kualitas air mempunyai : Suhu, Slinitas, Transparasi, pH dan kedalaman air dan oksigen setiap hari. Selain itu juga, dilakukan pemberin pemupukan urea dan TPS susulan setiap 1 ahad sebanyak 5-10% dari pupuk awal. (Urea 150kg/h)dan hasil fermentasi probiotik yang di berikan seminggu sekali, Guna menjaga ke stabilan plangton dalam tambak.

Pengapuran susulan dengan dolomit super dilakukan apabila pH berfluktuasi. Dan pakan di berikan pada hari ke 70 dimana pada ketika itu santunan pakan alami (plangton) telah berkurang atau pertumbuhan udang mulai lambat. Dosis pakan yang di berikan 5-2% dari biomassa udang  dengan frekuensi pemberian 3 kali/hari yakni (30% pada jam 7.00 dan 16.00 serta 40%pada jam 22.00).

Pergntian air yang pertama kali di lakukan sehabis udang berumur 60 hari dengan volume pergantian 10% dari volume total. sedangkan pda bukan berikutnya hingga panen, volume pergantian air di tingkatkan mencapai 15-20% pada setiap priode pasang. Sebelum umur pemeliharan mencapai 60 hari hanyaa di lakukan penambahan air sebanyak yang berkurang atau hilang tanggapan penguapan atau rembesan. Kualitas air yang layak untuk pembesaran vannmei yakni silinitas optimal 10-25 ppt (Toleransi 50 ppt). Suhu 28-31 derajat C, Oksigen 4 ppm, Amoniak 0,1 ppm, Dan pH 7,5-8,2 Dan H�S 0,003 ppm.

Panen : Panen harus mempertimbangkan aspek harga, Pertumbuhn dan kesehatan udang. Dan panen di lakukan sehabis umur pemeliharaan (100-110 hari). Perlkukan sebelum panen yakni pemberian kapur dolomit sebanyak (80 kg/ha) Dan (Tinggi air tambak 1 m), Dan mempertahankan ketinggian air (Tidak ada pergantian air) Selama 2-4 hari yang bertujuan supaya udang tidak mengalami Ganti kulit atau (Molting) pada ketika panen. Selain dari itu di persiapkan peralatan panen yang berupa keranjang Panen. Dan jaring di pasang di di puntu air, Jala lempar, stiroform, Ember, Baskon, Dan lampu penerangan di lakukan dengan menurunkan volume air secara grafitasi dan di bantu pengeringan dengan Pompa.

Bersaamaan dengan aktifitas tersebut juga dilakukan penangkapan udang dengan Jala. Sebaiknya panen di lakukan pada malam hari, Yang bertujun untuk mengurangi resiko kerusakan mutu Udang, Karena udang hasil panen sangat peka terhadap sinar matahari lansung. Dan udang hasil panen (tangkapan) juga harus di basuh dan di rendam kedalam Es. Selanjutnya di bawa ke cold storage. Dengan contoh tradisional plus produksi Udang Vannamei 836-1050 kg/ha/musim tanam dengan sintasan 60-96%, Ukuran panen antara (55-65 ekor/kg).

Sekian terimakasih alasannya anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Udang Vannamei tersebut, Semoga banyak keuntungannya untuk anda tentunya pengunjung  saya

Demikian artikel tentang Tips Terbaik Budidaya Udang Vannamei ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Tips Terbaik Budidaya Udang Vannamei ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.

Tips Terbaik Budidaya (Menanam) Bawang Putih

Info informasi Tips Terbaik Budidaya (Menanam) Bawang Putih atau artikel tentang Tips Terbaik Budidaya (Menanam) Bawang Putih ini semoga dapat bermanfaat, dan menambah wawasan. Selamat Membaca! Jangan lupa dishare juga! Jika merasa artikel ini bermanfaat juga untuk orang lain. Bawang putih ialah nama tumbuhan dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang di hasilkan. Umbi dari tumbuhan bawang putih merupakan materi utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Bawang mentah penuh dengan senyawa-senyawa sulfur, Termasuk zat kimia yang di sebut alliin yang menciptakan bawang putih mentah terasa getir atau angur.

latar belakang bawang putih (Allium sativum L). Selain merupakan jenis sayuran yang sangat penting, Juga merupakansalah satu sumber pertumbuhan gres ekonmi dalam pembangunan pertanian. Bawang putih ini dianggap sebagai kmditas ptensial terutama untuk subtisusi impor, Dan dalam hubunganya dengan penghematan divisa. Perkembangan terakhir (2006), Impor bawang putih indonesia berjumlah (295 ribu ton) dengan nilai tidak kurang dari (US $ 103 juta atau sebesar Rp 927 Milyar). Untuk memenuhi kebutuhan komsumsi dalam Negri.

Tips Terbaik Budidaya (Menanam) Bawang Putih


Masalah yang di hadapi dalam budidaya bawang putih hingga ketika ini ialah varietas bawang putih yang berkembang di indnesia pada umumnya mempunyai potensi hasil yang jauh lebih rendah di bandingkan dengan ptensi hasil bawang putih di tempat suptrpis. Begitu juga tingkat pengusahaanya terbatas di tempat dataran yang tinggi (800 m dpl) Dengan demikian dengan adanya Jenis-jenis bawang putih yang ccok diusahakan di dataran rendah merupakan peluang gres dalam pembangunan pertanian, Khususnya untuk ekstensifikasi bawang putih dalam negri bagi pemenuhan kebutuhan komsumsi bawang putih yang terus meningkat tiap tahunya. Menurut data Susenas, Komsumsi per kapita bawang putih penduduk indnesia mencapai 1,13 kg/tahun, Sehingga kebutuhan bawang putih nasinal pertahun mencapai sekitar (250 ribu ton). D. I. Yogyakarta mempunyai varietas bawang putih dataran rendah yaitu (Lumbu Putih).

Persyaratan Ekolgis

1. Tanaman bawang putih dataran rendah tumbuh pada hampir semua jenis tanah, Namun yang terbaik pada tanah yang berstruktur sedang (Lempung hingga lempung berpasir).

2. pH tanah yang cocok ialah (5,6 - 6,8) dan dranasenya baik.

3. Walaupun pada umumnya bawang putih tersebut tahan di suhu panas, Namun hanya sanggup tumbuh dengan baik pada tempat yang mempunyai suhu yang hirau taacuh (25' C Pada Bulan-bulan tertentu).

4. Suhu hirau taacuh tersebut di perlukan terutama pada ketika pembentukan dan pembesaran umbi tanaman, Di Negara Indonesia, Waktu tanam terbaik untuk bawang putih dataran rendah yaitu pada bulan Mei, Juni, Dan Juli.

Teknologi Budidaya

1. Lahan di buat dengan bedengan dengan lebar bedengan (1,2 - 1,75 m) Dengan jarak parit antar bedengan (40 - 50 cm) sedangkan panjang bedengan di sesuaikan dengan lahan yang tersedia.

2. Kemudian diistirahatkan sekitar 2 minggu, Selanjutnya di olah 2 -3 kali sehingga permukaan tanahnya cukup halus.

3. 2 - 3 sebelumnya tanam tanam di lakukan dukungan pupuk dasar yaitu memakai pupuk kandang, (10 - 15 ton/ha) Atau pupuk kompas (2 ton/ha) Dan (SP - 36 sebanyak 200 - 300 kg/ha)

4. Umbi bibit yang telah di seleksi (Dalam bentuk Siung-siung) Di tanam di bedengan dengan kedalaman 1/4 - 1/2 tinggi siung bibit, Kemudian di tutup dengan mulsa jerami padi setebal 3 - 5 cm.

5. Pemupukan susulan di lakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam dengan memakai adonan pupuk 200 kg ZA + 100 kg urea dan tambah 100 kg KCL/ha untuk setiap kali dukungan pupuk susulan, Caranya : Pupuk di sebar antara barisan tumbuhan kemudian di ikuti dengan penyiraman.

Pemeliharaan Tanaman

Penjarangan Dan Penyulaman :Bawang yang di tanam Kadang-kadang tidak tumbuh, Karena kesalahan teknis penanaman atau faktor Bibit. Tidak mengherankan kalau dalam suatu lahan ada tumbuhan yang tidak tumbuh sama sekali. Ada yang tumbuh kemudian mati, Dan juga ada yang tumbuhnya tidak tepat samasekali, Apabila keadaan ini di biarkan saja, Maka produksi yang di kehendaki tidak tercapai, Oleh lantaran itu untuk mendapat pertumbuhan yang seragam, Seminggu setelah tanam di lakukan penyulaman terhadap bibit yang tidak tumbuh atau pertumbuhanya tampak tidak sempurna. Biasanya untuk penyulaman di persiapkan bibit yang di tanam sekitar tumbuhan pokok atau juga di siapkan di tempat yang khusus. Persiapan bibit cadangan ini di lakukan bersamaan dengan penanaman tumbuhan pokok.

Penyiangan : Pada penanaman bawang putih, Penyiangan dan penggemburan sanggup di lakuan 2 kali atau lebih, Hal menyerupai ini sangat tergantung pada kondisi selama satu demam isu tanam. Penyiangan dan penggemburan yang pertama kali di lakukan pada ketika tumbuhan berumur 2-3 ahad setelah tanam. Adapun penyiangan berikutnya di laksanakan pada umur 4-5 ahad setelah tanam, Dan apabila gulma masih leluasa tumbuh, Perlu sekali di siang kembali, Pada ketika umbi terbentuk, Penyiangan dan penggemburan harus di lakukan dengan hati-hati semoga tidak merusak akar dan umbu yang baru.

Pembubunan : Dalam penanaman bawang putih perlu di lakukan pembubunan, Pembubunan terutama di lakukan pada tepi bedengan yang sering kali lonsor ketika di airi. Pembubunan sebaiknya mengambil tanah dari selokan atau parit di sekeliling bedengan, Agar bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi lebih dalam sehingga drainase menjadi normal kembali. Pembubunan juga berfungsi memperbaiki struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali sehingga tumbuhan berdiri besar lengan berkuasa dan ukuran umbi yang di hasilkan sanggup lebih Besar.

Pemupukan : Pemberian pupuk di lakukan dengan 2 Tahap, Yaitu sebelum tanam atau persamaan dengan penanaman sebagai pupuk dasar dan setelah penanaman sebagai pupuk susulan. Unsur hara utama yang di perlukan dalam pemupukan ialah N, P, dan K dalam bentuk N, P205, dan K20. Unsur-unsur hara lainya sanggup terpenuhi dengan dukungan pupuk kandang. Perkiraan takaran dan waktu aplikasi Pemupukan.

Bawang putih memerlukan belerang dalam jumlah yang cukup banyak. Unsur ini mempengaruhi rasa dan aroma cciri khas bawang putih. Oleh lantaran itu apabila memakai KCI sebagai sumber kalim. Maka sebagai sumber nitrogen sebaiknya memakai pupuk ZA. Jika sebagai sumber nitrgen di gunakan urea. Maka untuk sumber kalium sebaiknya di gunakan ZK. Hal menyerupai ini di lakukan semoga kebutuhan belerang tetap terpenuhi, Berdasarkan kebutuhan unsur hara yang diatas. Jumlah pupuk yang akan di pergunakan sanggup di hitung berdasarkan jenis dan kandungan unsur hara nya.

Aplikasi pemupukan di lakukan dengan membenamkan pupuk di dalam larikan di samping barisan tumbuhan menyerupai cara memperlihatkan pupuk dasar. Penggunaan pupuk anorganik ini dapa di imbang dengan dukungan pupuk organik maupun kompos yang di sesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

Pengairan Dan Penyiraman : Penyiraman air sanggup di lakukan dengan memakai gembor atau dengan menggenangi terusan di air di sekitar bedengan. Cara yang terakhir di namakan sistim Leb. Penyiraman dengan gembor, Untuk bawang yang gres di tanam, di usahakan lubang gembornya kecil semoga air yang keluar juga kecil, Sehingga tidak merusak tanah di sekitar Bibit. Apabila air yang keluar Besar, Maka posisi benih sanggup berubah, Bahkan sanggup mengeluarkanya dari dalam Tanah.

Pada awal penanaman, Penyiraman di lakukan setiap hari, Dan setelah tumbuhan tumbuh baik, Frekuensi dukungan air di jarangkan, Menjadi seminggu sekali. Pemberian air di hentikan pada ketika tumbuhan telah bau tanah atau menjelang panen. Kira-kira berumur 3 bulan setelah tanam atau pada ketika daun tumbuhan telah mulai menguning.

Panen 

Ciri-ciri Dan Umur Panen : Bawang putih yang hendak di panen harus mencapai cukup umur, Dan tergantung pada varietas juga daerah, Umur panen yang biasa di jadikan pemikiran ialah antara (90-120) Hari. Ciri-ciri bawang putih yang siap panen ialah sekitar 50 prosen daun telah menguning atau kering dan tangkai batang keras.

Cara Panen : Bawang putih di dataran rendah biasanya telah siap di panen pada umur 80-100 hari, Tergantung pada kesuburan tumbuhan di lapangan. Ciri-ciri tumbuhan bawang putih siap di panen, Daun tumbuhan 50 % telah menguning atau kering dan tangkai batangnya telah keras. Cara panen sanggup di lakukan dengan pencabutan lansung terutama pada tanah yang ringan dan pencukilan di lakukan pada Tanah-tanah berstruktur agak berat. Hasil tumbuhan di ikat sebanyak 30 tangkai Dan tiap ikat di jemur selama 1-2 Minggu.

Periode Panen : Tanaman bawang putih sanggup di panen setelah berumur (95-125 hari) untuk varietas lumbu hijau dan umur antara (85-100 hari) Untuk varietas lumbu kuning. Setelah pemanenan Lahan sanggup di tanam kembali setelah di biarkan selama beberapa ahad dan diolah terlebih dahulu, Atau sanggup pula di tanami tumbuhan lainya untuk melaksanakan rotasi tanaman.

Pasca Panen 

Pengumpulan : Setelah memanen di lakukan pengumpulan dengan cara mengikat batang semu bawang putih menjadi Ikatan-ikatan kecil, Dan di letakkan diatas anyaman daun kelapa, Sambil di keringkan untuk menjaga dari kerusakan dan mutunya tetap membaik.

Penyotiran Dan Penggolongan : Sortasi di lakukan untuk mengelompokkan Umbi-umbi bawang putih berdasarkan ukuran dan mutunya. Sebelum melaksanakan penyotiran, Umbi-umbi yang telah kering di bersihkan. kemudian akar dan daunya Di Iris-iris sehingga hanya tersisa pangkal batang semu sepanjang 2 cm. Ukuran atau kretaria sortasi umbi bawang putih ialah :

1. Keseragaman warna berdasarkan jenis.
2. Ketuaan/umur umbi.
3. Tingkat kekringan.
4. Kekompakan susunan siung.
5. Bebas hama dan penyakit.
6. Bentuk umbi (Bulat atau lonjong).
7. Ukuran besar kecilnya umbi.

Berdasarkan ukuran umbi, Bawang putih sanggup di kelompokkan menjadi beberapa kelas, Yaitu :

1. Kelas A : Umbi yang diameternya lebih dari 4 cm.
2. Kelas B : Umbi yang diameternya antara 3-4cm.
3. Kelas C : Umbi yang diameternya antara 2-3 cm.
4. Kelas D : Umbi yang kecil atau yang pecah dan rusak.

Penyimpanan : Dalam jumlah kecil bawang putih biasanya di simpan dengan cara di gantung Ikatan-ikatanya di atas Para-para. Di setiap ikatan beratnya sekitar 2 kg. Dan Para-para nya di buat dari kayu atau bambu dan di letakkan diatas dapur. Cara menyerupai ini sangat menguntungkan, Karena setiap kali dapur dinyalakan, bawang putih tersebut terkena Asap. Pengasapan merupakan cara pengawetan yang cukup baik. Dalam jumlah besar, Caranya ialah di simpan di dalam gudang.

Gudang yang akan di pergunakan harus mempunyai ventilasi semoga sanggup terjadi peredaran udara yang Baik. Kemudian, Suhu ruangan yang di perlukan antara 25-30 derajat C. Apabila suhu ruangan terlalu tinggi, akan terjadi proses pentunasan yang cepat. Kelembaban ruangan yang baik ialah 60-70 Prosen.

Pengemasan Dan Pengangkutan : Untuk memudahkan pengangkutan, Bawang putih di masukkan kedalam karung goni atau karung dari plastik dengan nyaman Tentunya. Alat pengangkutan sanggup beracam-macam, Bisa gerobak, Becak, Sepeda Atau kendaraan bermotor.

Sekian terimakasih lantaran anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya (Menanam) Bawang Putih tersebut, Semoga banyak keuntungannya untuk anda tentunya pengunjung  saya 

Demikian artikel tentang Tips Terbaik Budidaya (Menanam) Bawang Putih ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Tips Terbaik Budidaya (Menanam) Bawang Putih ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.

Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah

Info informasi Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah atau artikel tentang Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah ini semoga dapat bermanfaat, dan menambah wawasan. Selamat Membaca! Jangan lupa dishare juga! Jika merasa artikel ini bermanfaat juga untuk orang lain. Bawang merah yaitu homogen tumbuhan yang menjadi bumbu aneka macam masakan di Asia Tenggara dan juga Dunia. Di jawa (Orang jawa) mengenalnya sebagai (Brambang). Dan cuilan yang paing banyak di manfaatkan yaitu umbi, Meskipun beberapa tradisi masakan juga memakai daun serta tangkai bunganya sebagai bumbu penyedap makanan (Masakan). Tanaman bawang merah ini di duga berasal dari tempat Asia Tengah dan Asia Tenggara.

Bawang merah merupakan salah satu jenis sayuran yang bernilai irit tinggi. Tanaman bawang merah ini sanggup mendapatkan amanah sebagai sumber penghasilan Petani, Juga pendapatan negara, Penyumbang keanekaragaman materi pangan serta kecukupan Gizi. Salah satu upaya meningkatkan produktifitas dan kualitas bawang merah tersebut yang sesuai dengan permintaan konsumen yaitu penggunaan bibit yang berupa benih atau biji (true shallot seed = TSS). Keuntungan dari perjuangan tani bawang merah dengan biji ini antara lain sanggup menurunkan biaya Produksi, Penyimpanan serta distribusinya lebih mudah. Di samping itu juga sanggup membuat varietas unggul baru. 

Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah

 

Budidaya bawang merah memerlukan air yang cukup terutama pada dikala pembentukan umbi. Tanaman bawang merah yang kekurangan air pada fase pertumbuhan, Umbi sanggup menjadikan penurunan produksi secara (Singnifikan). Hal utama dalam budidaya bawang merah yaitu (Menjaga tanah dalam keadaan cukup lembab).

Cara Menanam Bawang Merah

Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Merah : Tanaman bawang merah memerlukan curah hujan antara (100-200 mm/bulan), Dengan ketinggian tempat optimal (10-200 mdpl). Meskipun demikian bawang merah masih sanggup tumbuh dan berproduksi di ketinggian hingga dengan (800 mdpl). Dan suhu optimal untuk pertumbuhan tumbuhan bawang merah yaitu (20-30 derajat C). Intensitas sinar matahari penuh tanpa naungan, Lama penyinaran 12 jam.

Tanaman bawang merah sanggup menyesuaikan diri pada kelembaban udara (rH 80-90%). Kelembaban udara dan kelembaban tanah yang relatif tinggi (>90%) sanggup merangsang terjadinya serangan penyakit. Angin Sepoi-sepoi besar lengan berkuasa baik terhadap pertumbuhan umbi bawang merah tersebut. Tanaman bawang merah membutuhkan tanah yang gembur, Subur, Banyak mengandung unsur atau materi organik, Serta gampang menyediakan air dengan aerasi udara baik dan tidak becek. Budidaya bawang merah ini sanggup di lakukan pada lahan sawah maupun lahan kering (Tanah kering).

Pelaksanaan Teknis Budidaya Bawang Merah

Ukuran pH tanah di perlukan untuk memilih jumlah dukungan kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah di bawah (6,5). Pengukuranya sanggup memakai kertas lakmus, pH meter, Atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa di lakukan secara Zigzag.

Persiapan Lahan Budidaya Bawang Merah

Persiapan lahan bawang merah mencakup pembajakan dan penggaruan tanah, Dan pencangkulan secalam 30 cm dan (Dikeringanginkan selama 15 hari). Pembuatan bedengan dengan lebar (80-100 cm) Serta tinggi (30 cm, lahan kering), Dan (60 cm lahan sawah) Dengan lebar parit (30-40 cm), Pemberian pupuk sangkar yang telah di fermentasi sebanyak (40 ton/ha) Dan pupuk NPK (15-15-15 sebanyak 1,2 ton/ha). Persiapan selanjutnya melaksanakan pengadukan atau pencacakan bedengan, Agar pupuk yang telah di berikan bercampur dengan tanah, Kemudian lakukan penugalan untuk pembuatan lubang Tanah.

Persiapan Bibit Dan Penanaman Budidaya Bawang Merah

Persiapan bibit penanaman bawang merah membutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit muda. Kebutuhan benih bawang merah sebanyak 3 kg/ha, Dan pilih lokasi persemaian yang tanahnya subur dan intensitas cahaya matahari sempurna. Kemudian cangkul tanah sedalam 30 cm hingga gembur, Lalu keringanginkan selama (2 minggu), Dan buat bedengan dengan ukuran lebar (80-100 cm dan tinggi 30 cm). Kemudian berikan pupuk sangkar yang telah difermentasi sebanyak (2 kg/m2), NPK (15-15-15 sebanyak 10 gram /m2). Buat Alur-alur dangkal dengan arah alur memotong panjang bedengan. Dan jarak antar alur (5-10cm). Terus di tebar biji bawang merah secara merata pada alur, Kemudian tutup tipis dengan tanah. Untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan, Media di tutup dengan memakai kain goni, Dan sanggup juga memakai mulsa PHP. kemudian di jaga dengan keadaan lembab.

Pembukaan epilog permukaan media semai di lakukan apabila benih telah berkecambah, Baru kemudian benih di sungkup dengan memakai plastik transparan. Permukaan sungkup di mulai pada Jam (07.00 - 09.00), Lalu di buka lagi pada Jam (15.00 - 17.00).

Pada umur 7 hari menjelang tanam sungkup harus di buka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiramanya jangan terlalu basah, di lakukan di setiap pagi. Penyemprotan memakai fungisida berbahan aktif imidakloprid di lakukan pada umur 15 hss atau (Hari sehabis semai). Dosis/konsentrasi 1/2 takaran terendah.

Bibit bawang merah berumur 30 hari siap untuk di tanam, Sebelum di tanam bibit yang telah di cabut di rendam di dalam larutan karbofuran (Konsentrasi 1 gr/liter selama 2 Jam). Tanaman berjumlah satu per titik tanam, Diusahakan posisi bangun tegak, Dan jarak tanam ideal untuk demam isu kemarau (10 cm x 5 cm) Sedangkan untuk demam isu penghujan sanggup di perlebar (10 cm x 10 cm). Kemudian padatkan tanah bersahabat pangkal batang secara Pelan-pelan.

Penyulaman Budidaya Bawang Merah 

Penyulaman di lakukan hingga umur tumbuhan 2 minggu. Tanaman bawang merah yang telah terlalu renta apabila masih terus di sulam akan menjadikan pertumbuhan tidak seragam, Hal mirip ini akan besar lengan berkuasa terhadap keseragaman Pemanenan.

Sanitasi Lahan Dan Pengairan Budidaya Bawang Merah

Sanitasi lahan dan pengairan bawang merah Meliputi : Pengendalian gulma/rumput (Penyiangan), Pengendalian air pada dikala di demam isu hujan sehingga tidak muncul genangan air serta pencabutan tumbuhan bawang merah yang terjangkit hama penyakit. Penyiangan di lakukan sebelum melaksanakan pemupukan susulan, Baik itu pemupukan susulan maupun ke 2. Dan penyiangan gulma sanggup di cabut secara manual atau memakai alat (Gosrok/landak). Pengairan di berikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban 2 hari sekali selama (15-30 menit) Dan tergantung pada kondisi kelembaban tanah.

Pemupukan Susulan Budidaya Bawang Merah

Pemupukan susulan budidaya bawang merah mencakup pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk akar di berikan secara larikan, Di benamkan di dalam tanah sedalam 10 cm sebanyak 2 kali. Pemupukan pertama di lakukan pada umur 10 HST atau (10 hari sehabis tanam) Dengan memakai pupuk NPK (15-15-15 sebanyak 150 kg/ha) Dan urea sebanyak (50 kg/ha). Pemupukan ke 2 di lakukan pada umur (30 HST) Menggunakan pupuk NPK (15-15-15 sebanyak 200 kg/ha).

Pupuk daun kandungan Nitrogen tinggi di berikan pada umur (14 HST) Dengan konsentrasi (2 gr/liter), Sedangkan pupuk daun kandungan Phospat serta kalium tinggi di berikan umur (30 HST dan 45 HST). Pemupukan phospat dan kalium tinggi memakai pupuk MKP Dengan konsentrasi (2 gr/liter pada umur 30 HST) Dan konsentrasi 4 gr/liter pada umur 45 HST.

Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Bawang Merah 

Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn) : Larva ulat tanah aktif menyerang tumbuhan bawang merah pada malam hari dengan cara memotong pangkal batang tumbuhan muda, Sedangkan pada siang harinya Larva ulat bersembunyi di dalam Celah-celah tanah. Yang biasanya dengan posisi badan melingkar. Pengendalian hama ini secara kimiawi memakai insektisida berbahan aktif karbofuran. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Hama Putih (Thrips tabaci Lind) : Siklus hidup Thrips berlansung selama 3 minggu. Di tempat tropis, Siklus hidup hanya berlangsung selama 7-12 hari, Sehingga dalam 1 tahun sanggup mencapai 5-10 generasi. Setiap ekor Shtrips betina sanggup menghasilkan telur sebanyak (80-120 butir) Selama hidupnya. Gejala serangan sanggup diamati pada daun muda atau pucuk daun.

Nimfa dan imago menyerang tumbuhan bawang merah dengan cara menghisap cairan daun. Bagian tumbuhan yang terjangkit akan ternoda yang berwarna putih mengkilap mirip Perak. Kemudian bermetamorfosis Kecoklatan berbintik hitam. Serangan berat mengakibatkan tumbuhan mati serta umbi yang di hasilkan berukuran kecil bermutu rendah. Pengendalian hama Thrips memakai insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau landasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Ulat Bawang :Ulat bawang tumbuhan bawang merah yaitu (Spodoptera exiqua). Larva ulat bawang menyerang tumbuhan bawang merah dengan cara membuat lubang pada daun cuilan ujung, Kemudian masuk kedalam daun dan memakan daun cuilan dalam, Tetapi epidermisbagian luar tetap dibiarkan, Akibatnya daun tersebut tampak bercak-bercak berwarna putih, Apabila di terawang tembus cahaya. Jika populasi ulat bawang merah sangat banyak sanggup menyerang umbi bawang merah tersebut. Pengendalian kimiawi memakai insektisida berbahan aktif Sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Penyakit Tanaman Bawang Merah

Layu Fusarium : Layu fusarium menyerang tumbuhan bawang merah pada cuilan dasar umbi lapis, sehingga pertumbuhan akar dan umbi bawang merah terganggu. Gejala serangan sanggup diamati secara visual, Yaitu daun menguning cendrung terpelintir, Dan tumbuhan gampang di cabut lantaran akarnya membusuk. Pada dasar umbi terlihat cendawan putih, sedangkan pada umbi lapis jikalau di potong membujur terlihat pembusukan yang berawal dari dasar umbi, Kemudian meluas ke atas dan kesamping.

Tanaman bawang merah mati mulai dari ujung daun, kemudian menjalar hingga ke pangkal daun. Upaya pengendalian yang sanggup di lakukan antara lain meningkatkan pH tanah, Memusnahkan tumbuhan bawang merah yang terserangDan melaksanakan penggiliran tumbuhan serta penyemprotan kimiawi dengan memakai fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil, atau propamokarb hidroklorida. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Ngelumpruk : Penyakit ini di sebabkan oleh cendawan Stemhylium vesicarium (Wallr Simmons) Gejala serangan penyakit ngelumpruk ini pada tumbuhan bawang merah yaitu terdapar bercak Kekuning-kuningan yang tumbuh sangat banyak pada seluruh cuilan tanaman. Penyebaran penyakit berlangsung sangat cepat sesuai dengan arah bertiupnya angin di areal pertanaman.

Cendawan Stemhylium vesicarium bisa mematikan tumbuhan secara serentak. Kumpulan tumbuhan yang mati serentak terlihat mirip tersiram air panas, Pada kondisi kelembaban udara tinggi dan berangin, Maka nanah sanggup secara tunggal maupun berasosiasi dengan cendawan Altemaria porri. Pengendalian secara kimiawi memakai fungisida sistemik, Contoh materi aktif yang sanggup di pergunakan yaitu benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, Dan fungisida kontak. Contoh materi aktif yang bisa di gunakan yaitu Klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Bercak Cercospora : Penyakit bercak cercorpora ini di sebabkan oleh cendawan Cercospora duddidae (Walles) Gejala serangan penyakit bercak cercospora pada tumbuhan bawang merah yaitu terjadinya bercak klorosis pada ujung daun, Dan sering tampak terpisah dengan nanah pada pangkal batang. Daun tampak Belang-belang.

Bercak klorosis berbentuk lingkaran berwarna pucat dan bergaris tengah (3-5 mm). Pusat bercak berwarna coklat serta terdapat Bintik-bintik yang merupakan konidiofora jamur. Pengendalian secara kimiawi memakai fungisida sistemik, Contoh materi aktif yang sanggup di pergunakan yaitu benmil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, Atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Conth materi aktif yang sanggup di pergunakan yaitu Klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Bercak Alternaria : Bercak alternaria ini di sebabkan oleh cendawan Alternaria porri (Ell.) Gejala serangan penyakit bercak Alternaria pada tumbuhan bawang merah yaitu adanya bercak pada daun dengan pusat bercak berwarna ungu atau ungu lebih gelap. Pada tempat tersebut sanggup di temukan konidiofor yang bisa berkecambah membentuk konidiospora.

Infeksi awal pada tumbuhan bawang merah di tandai adanya bercak berukuran kecil, melekuk kedalam, berwarna putih dengan pusat bercak berwarna ungu atau Abu-abu. Apabila cuaca lembab, Bercak berkembang hingga ibarat Cincin, Dan cuilan tengahnya berwarna ungu dan pada tepinya kemerahan serta di kelilingi warna kuning yang bisa meluas. Pada jung daun mengering atau bahkan patah. Permukaan bercak pada kesudahannya berwarna coklat kehitaman.

Serangan parah berlanjut pada umbi, Yang mengakibatkan umbi membusuk berwarna kuning kemudian menjadi berwarna merah kecoklatan. Umbi membusuk dan berair di mulai dari cuilan leher, Kemudian jaringan umbi yang terinfeksi mengeringserta berwarna gelap. Penyakit bercak daun Altenaria porri sanggup di kendalikan secara kimiawi memakai fungisida sistemik, Contoh materi aktif yang sanggup di gunakan adalah, benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Contoh materi aktif yang sanggup di pergunakan yaitu klorotanonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Embun Bulu : Penyakit embun bulu ini di sebabkan oleh cendawan Peronospora destructor (Berk) Casp. Serangan cendawan peronospora destructor bersifat sistemik dan lokal. Gejala serangan penyakit embun bulu pada tumbuhan bawang merah terjadi pada awal pertumbuhan. Infeksi terlihat terutama pada dikala daun berair terkena embun, terlihat warana putih yang ibarat Bulu-bulu halus. Apabila tumbuhan bisa bertahan hidup maka pertumbuhanya akan terhambat. Daun berwarna hijau pucat. Infeksi pada daun bisa menyebar kebawah mencapai umbi lapis, Kemudian menjalar keseluruh lapisan hingga berwarna coklat.

Penyakit embun bulu sanggup di kendalikan secara kimiawi dengan memakai fungisida sistmik, Contoh materi aktif yang bisa di gunakan adalah, benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Contoh materi aktif yang bisa di gunakan yaitu klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Antraknosa : Antraknosa pada tumbuhan bawang merah yaitu cendawan (Colletrotichum gloespoiroidespenz). Kerusakan tumbuhan bawang merah akhir serangan penyakit antraknosa bisa mencapai (50-100%). Penyakit ini sangat berpotensi menimbulkan kegagalan. Gejala serangan sanggup dilihat secara fisiologis.Tanaman mati serentak secara cepat,serangan awal di tandai adanya tanda-tanda bercak putih pada daun, Kemudian akan terbentuk lekukan ke dalam (invaginasi), Berlubang dan patah lantaran terkuai tepat pada bercak tersebut. Jika serangan berlanjut akan membentuk koloni konidia yang berwarna merah muda. Lalu bermetamorfosis coklat tua, Dan kesudahannya menjadi kehitaman.

Umbi akan membusuk serta daun mengering. Penyakit antraknosa sanggup di kendalikan secara kimiawi memakai fungisida sistemik. Contoh materi aktif yang sanggup di pergunakan yaitu Benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Contoh materi aktif yang bisa di gunakan yaitu klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.

Panen : Tanaman bawang merah sanggup di panen pada umur (60-70 hss) di dataran rendah (80-100 hss) di dataran tinggi. Tanaman bawang merah siap panen di tandai sesuai cacatan sebagai berikut :

1. Pangkal daun jikalau di pegang sudah lemah.
2. 70-80% daun berwarna kuning.
3. Daun cuilan atas mulai rebah.
4. Umbi bawang merah kelihatan tersembul diatas permukaan tanah.
5. Sudah terjadi pembentukan pigmen merah dan timbulnya wangi bawang merah yang Khas, Serta terlihat warna merah renta atau merah keunguan pada umbi bawang merah.

Panen sebaiknya di lakukan dalam keadaan kering dan cuaca cerah. Untuk menghindari umbi yang tertinggal di dalam tanah, 1-2 hari sebelum panen di lakukan penyiraman terlibih dahulu memakai air, Panen di lakukan dengan mencabut seluruh tumbuhan secara Berhati-hati. Kemudian di setiap satu genggam di ikat dengan 1/3 daun cuilan atas. Pengikatan bertujuan untuk memudahkan penanganan beriutnya.

Sekian terimakasih lantaran anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah Tersebut, semoga banyak keuntungannya untuk anda tentunya pengunjung saya

Demikian artikel tentang Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.

Tips Terbaik Budidaya Ternak Sapi Potong (Lembu)

Info informasi Tips Terbaik Budidaya Ternak Sapi Potong (Lembu) atau artikel tentang Tips Terbaik Budidaya Ternak Sapi Potong (Lembu) ini semoga dapat bermanfaat, dan menambah wawasan. Selamat Membaca! Jangan lupa dishare juga! Jika merasa artikel ini bermanfaat juga untuk orang lain. Sapi atau lembu ialah binatang ternak anggota suku (Bovidae dan anak suku Bovinae). Sapi di pelihara terutama untuk di manfaatkan susu dan dagingnya sebagai pangan manusia. Hasil sampingan, Seperti kulit, jeroan, dan tanduknya juga di manfaatkan untuk aneka macam keperluan manusia. Di sejumlah tempat, Sapi juga digunakan sebagai alat transortasi, Pengolahan lahan tanam (Bajak), Dan alat industri lainya, Seperti peremas tebu. Karena banyak keguaanya, Sapi telah menjadi penggalan dari aneka macam kebudayaan insan semenjak lama.

 Tips Terbaik Budidaya Ternak Sapi Potong (Lembu)


Kebanyakan sapi ternak (Lembu potong) merupakan keturunan dari jenis liar yang di kenal sebagai (Auerochse atau Urochse) Yang di baca auerokse bahasa jerman berarti sapi kuno, Nama ilmiah (Bos primigenius) Yang telah punah di Eropa semenjak tahun 1627. Namun demikian terdapat beberapa spesies sapi liar yang keturunanya disomestikasi, Termasuk sapi bali yang juga di ternakkan di indonesia.

Sejarah Singkat

Sapi-sapi kini ini berasal dari (Homacodontidae) yang di temuai pada babak (Palaeoceen). Jenis-jemis primitifnya di temukan pada babak (Plioceen) Di negara India. Dan sapi bali yang banyak dijadikan komoditi daging/sapi potong pada awalnya di kembangkan di bali, Dan kemudian menyebar ke beberapa wilayah Yaitu : Nusa Tenggara Barat (NTB) Sulawesi.

Sentra Peternakan

Sapi bali, Sapi Ongole, Sapi PO, (Peranakan Ongole) Dan sapi madura, Banyak terdapat di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi. Sapi jenis Aberdeen angus banyak terdapat di (Skotlandia). Dan Sapi Simental banyak terdapat di negara Swiss, Dan sapi Brahman berasal dari India dan banyak di kembangkan di Amerika.

Jenis

Jenis-jenis sapi potong yang terdapat di indonesia dan sapi yang Impor. Dari Jenis-jenis sapi tersebut Masing-masing memiliki Sifat-sifat yang khas. Baik di tinjau dari bentuk luarnya (Ukuran tubuh dan Warna bulu) Maupun dari genetiknya (Laju pertumbuhan).

Sapi-sapi Indonesia yang di jadikan sumbre daging ialah sapi Bali, Sapi Ongole, Sapi PO, (Peternakan Ongole) Dan sapi Madura. Selain itu juga sapi aceh yang banyak diekspor ke Malaysia (Pinang). Dari populasi sapi potong yang ada yang penyebaranya dianggap merata Masing-masing ialah : Sapi Bali, Sapi PO, Madura, Dan Brahman.

Sapi Bali berat tubuh mencapai (300 - 400 kg) Dan persentase karkasnya 56,9%, Sapi Aberdeen angus (Skotlandia) bulu berwarna hitam, Tidak bertanduk, Bentuk tubuh rata ibarat papan, Dan dagingnya padat, Berat tubuh umur 1,5 tahun sanggup mencapai (6,50 kg) Sehingga lebih cocok untuk di pelihara sebagai sapi Potong. Sapi Simental (Swiss) Bertanduk kecil, Bulu berarna coklat muda Atau Kekuning-kuningan. Dan pada penggalan muka, Lutut kebawah dan jenis gelambir, Ujung ekor berwarna putih.

Seperti halnya sapi Brahman (Dari India) banyak di kembangkan di Amerika. Persentase karkasnya (45%). Keistimewaan sapi tersebut tidak terlalu selektif terhadap pakan yang di berikan. Jenis pakan, (Rumput dan pakan tambahan) Apapun yang akan di makanya, Termasuk pakan yang buruk sekalipun.Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan di terik matahari (Panas).

Manfaat

Pemeliharaan sapi potong sangat menguntungkan, Karena tidak hanya menghasilkan daging dan susu, Juga menghasilkan pupuk sangkar dan juga sebagai tenaga kerja petani. Sapi-sapi juga sanggup di pergunakan sebagai menarik gerobak, Kotoran sapi juga memiliki nilai Ekonomis, Karena termasuk pupuk organik yang di butuhkan oleh semua jenis tumbuhan. Kotoran sapi sanggup menjadi sumber hara yang sanggup memperbaiki Struktur tanah sehingga menjadi lebih gembur dan subur. Semua organ tubuh sapi sanggup di manfaatkan antara lain sebagai berikut :

1. Kulit : Sebagai materi industri Tas, Sepatu, Ikat pinggang, Topi, Jaket, Dan sebagainya.
2. Tulang : Dapt diolah menjadi Bahan-bahan Perkat/Lem, Tepung tulang dan barang kerajinan.
3. Tanduk : Tanduk digunakan sebagai materi kerajinan ibarat : Sisir, Hiasan dinding dan masih banyak manfaat tanduk sapi bagi kepentingan manusia.

Persyaratan Lokasi

Lokasi yang ideal untuk membangun sangkar ialah pada tempat yang letaknya cukup jauh dari permukiman penduduk, Tetapi gampang du capai oleh kendaraan, Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal (10 meter) Dan sinar matahari harus sanggup menembus peralatan sangkar serta bersahabat dengan lahan pertanian. Dan pembuatanya sanggup di lakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.

Pedoman Teknis Budidaya

Penyiapan Sarana Dan Peralatan : Kandang sanggup di buat dalam bentuk ganda atau tunggal, Tergantung dari jumlah sapi yang di miliki (Di ternak). Pada sangkar tipe tunggal, Penempatan di lakukan pada satu baris atau satu jajaran, Sementara sangkar yang bertipe ganda, penempatanya di lakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibentuk jalur untuk Jalan.

Pembuatan sangkar untuk tuuan penggemukan (Kereman) Yang biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang di pelihara hanya sedikit, Namun, Apabila acara penggemukan sapi ditujukan untuk komersial. Dan ukuran sangkar harus lebih luas dan lebih besar sehingga sanggup menampung jumlah sapi yang lebih banyak.

Lantai sangkar harus diusahakan tetap bersih, Bertujuan untuk mencegah timbulnya aneka macam macam penyakit. Lantai tersebut di buat dari tanah yang padat atau semen, Dan gampang di bersihkan dari kotoran Sapi. Kemudian lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai bantalan sangkar yang hangat. Seluruh penggalan sangkar dan peralatan yang pernah di pakai harus di basuh hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, Seperti : creolin, lysol, Dan Bahan lainya.

Ukuran sangkar yang di buat untuk seekor sapi jantan cukup umur ialah : (1,5 x 2 m) Atau (2,5 x 2 m) Sedangkan untuk sapi betina cukup umur ialah : (1,8 x 2 m) Dan untuk anak sapi cukup (1,5 x 1 m per ekor) dengan tinggi atas (+ 2 - 2,5 m) dari tanah. Temperatur di sekitar sangkar (25 - 40 Derajat C) (Rata-rata 33 Derajat C) Dan kelembaban (75%). Lokasi pemeliharaan sanggup di lakukan pada dataran rendah (100 - 500 m) Hingga dataran tinggi (> 500 m). Kandang untuk pemelihaaran sapi harus higienis dan tidak lembab. Pembuatan sangkar harus memperhatikan beberapa persyaratan pokok yang meliputi konstruksi, Letak ukuran dan perlengkapan kandang.

Kontruksi Dan Letak Kandang

Kontruksi dan letak sangkar sapi ibarat rumah dari kayu, Atap sangkar berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya miring. Lantai sangkar di buat padat, Lebih tinggi dari pada tanah sekelilingnya, Dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Yang bermaksut adalah, Agar air tidak tamapak, Termasuk kencing.

1. Sapi gampang mengalir keluar lantai sangkar tetap kering.
2. Bahan kontruksi sangkar ialah kayu gelondongan/papan yang berasal.
3. Dari kayu yang kuat, Dan sangkar sapi dilarang tertutup rapat, Tetapi Agak.
4. Terbuka biar sirkulasi udara di dalam sangkar lancar.
5. Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi ialah air munim yang bersih, 
6. Air minum di berikan secara ad libitum, Yang artinya harus tersedia, dan dilarang kehabisan setiap saat.
7. Kandang harus terpisah dari rumah tempat tinggal dengan jarak minimal 10 meter.
8. Sinar matahari harus sanggup menembus peralatan kandang, pembuatan sangkar sapi sanggup di lakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.

Ukuran Kandang

Sebelum menciptakan sangkar sebaiknya di perhitungkan terlebih dahulu jumlah sapi yang akan di pelihara. Ukuran sangkar untuk seekor sapi jantan cukup umur ialah : (1,5 x 2 m) Sedangkan untuk seekor sapi betina cukup umur ialah 1,8 x 2 m) dan untuk seeokor anak sapi cukup (1,5 x 1 m).

Perlengkapan Kandang

Termasuk dalam perlengkapan sangkar ialah tempat pakan dan minum, yang sebaiknya di buat di luar kandang, Tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan di buat agak lebih tinggi biar pakan yang di berikan tidak di Injak-injak/Tercampur kotoran. Tempat air minum sebaiknya di buat permanen berupa kolam semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai.

Dengan demikian kotoran dan air kencing tidak tercampur di dalamnya. Dan perlengkapan lain yang perlu di sediakan ialah : Sapu, Sikat, Sekop, Sabit, Dan tempat untuk memandikan sapi. Semua peralatan tersebut ialah untuk membersihkan kandang, Agar sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus sanggup di pakai untuk memandikan sapi.

Pembibitan

Persyaratan Ternak yang harus Di perhatikan Adalah sebagai berikut :

1. Mempunyai tanda telinga.
2. Mantanya tampak cerah dan bersih.
3. Tidak terdapat Tanda-tanda sering butuh, Terganggu pernafasanya, dari hidung tidak keluar lendir.
4. Kukunya tidak terasa panas jikalau di raba.
5. Tidak terlihat adanya eksternal benalu pada kulit dan bulunya.
6. Tidak terdapat adanya Tanda-tanda mencret pada penggalan ekor dan dubur.
7. Tidak ada Tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.
8. Pusarnya higienis dan kering, Bila masih lunak dan tidak berbulu membuktikan bahwa pedet masih berumur kurang lebih 2 hari.

Untuk menghasilkan daging, Pilihlah tipe sapi yang cocok, Yaitu jenis sapi bali, Sapi brahman, Sapi PO, Dan sapi yang cocok serta banyak di jumpai di tempat setempat. Ciri-ciri sapi potong tipe pedaging ialah sebagai berikut :

1. Tubuh dalam, Besar, Berbentuk persegi empat/bola.
2. Kualitas dagingnya maksimum dan gampang di pasarkan.
3. Laju pertumbuhanya cepat.
4. efisiensi bahanya tinggi.

Pemeliharaan

Pemeliharaan sapi potong meliputi penyediaan pakan (ransum) dan pengolaan kandang, Fungsi sangkar dalam pemeliharaan sapi ialah sebagai berikut :

1. Melindungi sapi dari hujan dan panas matahari.
2. Mempermudah perawatan dan pemantauan.
3. Menjaga keamanan dan kesehatan sapi.

Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga, Makin baik mutu dan jumlah pakan yang di berikan, Makin besar tenaga yang di timbulkan dan masih besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk Daging.

1. Sanitasi Dan Tindakan Preventif

Pada pemeliharaan secara intensif Sapi-sapi di kandangkan sehingga peternak gampang mengawasinya. Sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasanya sulit di lakukan alasannya ialah Sapi-sapi yang di pelihara di biarkan hidup Bebas.

2. Pemberian pakan

Pada umumnya setiap sapi membutuhkan masakan berupa hijauan. Sapi dalam masa pertumbuhan, Sedang menyusui, Dan supaya tidak jenuh, memerlukan pakan yang memadai dari segi kualitas maupun kuantitas. Pemberian pakan sanggup di lakukan dengan 3 cara Yaitu : Penggembalaan (Pasture fattening), Kereman (dry lotfaatening) Dan kombinasi cara pertama dan yang kedua.

Penggembalaan di lakukan dengan melepas Sapi-sapi di padang rumput, yang biasnya di lakukan di tempat yang memiliki tempat pengembalaan cukup luas. Juga memerlukan waktu sekitar (5 - 7 Jam per hari) Dengan cara ini maka tidak memerlukan ransum embel-embel pakan penguat, Karena sapi telah memakan majemuk jenis rumput.

Pakan sanggup di berikan dengan cara di jatah/di suguhkan yang di kenal dengan istilah kereman. Sapi-sapi yang di kandangkan dan pakan di peroleh dari ladang, sawah dan tempat yang lainya. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badanya dan juga pakan embel-embel 1% - 2% dari berat badan. Ransum embel-embel berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa gaplek, ampas tahu, Yang di berikan denan cara dicampurkan dalam rumput di tempat pakan. Selain itu juga sanggup di tambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapus. Pakan sapi dalam bentuk adonan dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini di kenal dengan istilah (Ransum).

Pemberian pakan sapi yang terbaik ialah kombinasi antara penggembalaan dan keraman. Menurut keadaanya jenis hijauan di bagi menjadi 3 katagori, Yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar ialah : Rumput-rumputan, Kacang-kacangan, (legu minosa) Dan tumbuhan hujau lainya. Rumput yang baik untuk pakan sapi ialah : Rumput gajah, rumput raja, (King grass), daun turi, dan daun lamtoro.

Hijauan kering berasal dari hijauan segar yang sengaja di keringkan dengan tujuan biar tahan di simpan lebih lama. Termasuk dalam hijauan kering ialah : jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, Dan sebagainya. Yang biasa di gunakan pada ekspresi dominan kemarau. Hijauan ini tergolong jenis pakan yang banayak mengandung serat kasar.

Hijauan segar sanggup diawetkan menjadi silase, Secara singkat pembuatan silase tersebut sanggup di jelaskan sebagai berikut ini : Hijauan yang akan di buat silase di tutup rapat, sehingga terjadi proses fermentasi. Hal dari proses inilah yang si sebut silase. Contoh silase yang telah Memasyarakat antara lain, silase jagung, silase rumput, silase jerami padi, dan silase yang lainnya.

3. Pemeliharaan Kandang

Kotoran di timbun pada tempat lain biar mengalami proses fermentasi (+ 1 - 2 Minggu) Dan menjelma pupuk sangkar yang telah matang dan baik. Kandang sapi dilarang tertutup rapat (Agak terbuka) biar sirkulasi udara di dalam sangkar berjalan lancar.

Air minum yang higienis haruslah tersedia di setiap saat, Dan tempat pakan dan minum sebainya di buat di luar sangkar tetaapi masih di bawah atap. Tempat pakan di buat agak tinggi biar pakan di berikan tidak di Injak-injak atau bercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya di buat permanen berupa semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai. Sediakan juga peralatan untuk memandikan sapi tersebut.

Hama Dan Penyakit

1. Penyakit Antraks

Penyebab : Bacillus anthracis yang menular melalui kontak lansung, Makanan/minuman dan pernafasan.
Gejala Hama Penyakit Antraks :

1. Demam tinggi, Badan lemah dan gemetar, 
2. Gangguan pernafasan.
3. Pembengkakan pada kelenjer dada, leher, alat kelamin dan tubuh penuh bisul.
4. Kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut, anus dan vagina.
5. Kotoran ternak cair dan sering bercampur darah.
6. Limpa bisul dan berwarna kehitaman.

Pengendalian : vaksinasi, pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang terimfeksi serta mengubur dan memperabukan Sapi yang mati.

2. Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) Atau Penyakit Apthae epizootica (AE).

Penyebab : Virus ini menular melalui kontak pribadi melalui air kencing, air susu, air dan benda lain yang terkotori basil (AE).

Gejala :

1. Rongga mulut, Lidah, Dan telapak kaki atau tracak melepuh serta terdapat tonjolan bundar berisi cairan yang bening.
2. Demam atau panas, Suhu tubuh menurun draktis.
3. Nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali.
4. Air liur keluar berlebihan.

Pengendalian : Vakninasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati secara terpisah.

3. Penyakit Ngorok/Mendekur Atau Penyakit (Septichaema epizootica) SE.

Penyebab : Bakter Pastyrella multocida. Penularanya melalui masakan dan minuman yang terkotori bekteri.

Gejala :

1. Kulit kepala dan selaput lendir pengecap membengkak, Berwarna merah dan kebiruan.
2. Leher, anus, dan vulva membengkak.
3. Paru-paru meradang selaput lendir usus dan perut masam dan berwarna merah tua.
4. Demam dan sulit bernafas sehingga persis orang ngorok, Dalam keadaan yang sangat parah, Sapi akan mati dalam waktu antara (12 - 36 Jam).

Pengendalian : Vaksinasi anti SE dan di beri antobiotika atau sulva.

4. Penyakit Radang Kuku ATau Kuku Busuk (Foot rot).

Penyakit ini menyerang sapi yang di pelihara daam sangkar yang berair dan kotor.

Gejala :

1. Mula-mula sekitar celah kuku bisul dan mengeluarkan cairan putih keruh.
2. Kulit kuku mengelupas.
3. Tumbuh benjol yang menjadikan rasa sakit.
4. Sapi pincang dan hasilnya sanggup lumpuh.

Pengendalian : Pengendalian penyakit sapi yang paling baik menjaga kesehatan sapi dengan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan sapi ialah sebagai berikut :

1. Menjaga kebersihan sangkar sapi serta peralatanya, Termasuk memandikan sapi tersebut.
2. Sapi yang sakit di pisakan dengan sapi yang sehat dan segera di lakukan pengobatan.
3. Mengusahakan lantai sangkar selalu kering.
4. Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan di lakukan vaksinasi sesuai petunjuk.

Panen

1 Hasil Utama : Hasil utama dari budidaya sapi potong ialah dagingnya.
2. Hasil embel-embel : Selain daging yang menjadi hasil budidaya, Kulit dan kotoranya juga sebagai hasil embel-embel dari budidaya sapi potong.

Pasca Panen

1. Stoving : Ada beberapa prinsip teknis yang harus di perhatikan dalam pemotongan sapi biar diperoleh hasil pemotongan yang baik, Yaitu :

1. Ternak sapi harus di istirahatkan sebelum pemotongan.
2. Ternak sapi harus bersih, Bebas dari tanah dan kotoran lain yang sanggup mencemari daging.
3. Pemotongan ternak haruslah di lakukan secepat mungkin, Dan rasa sakit yang di derita ternak diusahakan sekecil mungkin dan darah harus keluar secara tuntas.
4. Semua proses yang di lakukan harus dirancang untuk mengurangi jumlah dan jenis (Mikroorganisme) pencemar seminimal mungkin.

Pengulitan

Pengulitan pada sapi yang telah di sembelih sanggup di lakukan dengan memakai pisau tumpul atau kikir biar kulit idak rusak, Kulit sapi dibersihkan dari daging, lemak, noda darah atau kotoran yang menempel, Jika telah bersih, Dengan alat perentang yang di buat dari kayu, Kulit sapi di jemur dalam keadaan terbentang. Posisi yang paling baik untuk penjemuran dengan sinar matahari ialah dalam posisi sudut 45 derajat.

Pengeluaran Jaroan

Setelah sapi di kuliti, Isi perut (visceral) atau yang sering di sebut dengan jeroan di keluarkan dengan cara menyayat karkas (Daging) pada penggalan perut sapi.

Pemotongan Karkas

Akhir dari suatu peternakan sapi potong ialah : Menghasilkan Karkas berkualitas dan berkuantitas tinggi sehingga recahan daging yang sanggup di komsumsipun tinggi. Seekor ternak sapi dianggap baik apabila sanggup menghasilkan karkas sebesar (59%) dari bobot tubuh sapi tersebut dan hasilnya akan di peroleh (46, 50%) recahan daging yang sanggup di komsumsi sehingga sanggup di katakan bahwa dari seekor sapi yang di potong tidak akan seluruhnya menjadi karkas, Dan dari seluruh karkas tidak akan seluruhnya menghasilkan daging yang sanggup di komsumsi manusia. Oleh alasannya ialah itu, Untuk menduga hasil karkas dan daging yang akan diperoleh, Dilakukan evaluasi Terlebih dahulu sebelum ternak sapi potong. Di negara maju terdapat Spesifikasi untuk pengkelasan (Grading) terhadap steer, heifer, dan cow yang akan di potong.

Karkas di belah menjadi 2 penggalan yaitu karkas tubuh penggalan kiri, Dan karkas tubuh penggalan kanan. Karkas di potong-potong menjadi sub-bagian leher, paha depan, paha, belakang, rusuk dan punggung. Potongan tersebut dipisahkan menjadi komponen daging, lemak, tulang dan tendon. Pemotongan karkas harus menerima penanganan yang baik supaya tidak cepat menjadi rusak, Terutama kualitas dan (hygienitasnya) Sebab kondisi karkas di pengaruhi oleh tugas (Mikroorganisme) selama proses pemotongan dan pengeluaran jeroan.

Daging dari karkas memiliki beberapa golongan kualitas kelas sesuai dengan lokasinya pada rangka tubuh. Daging kualitas pertama ialah daging di tempat paha (round) kurang lebih (20%), Dan yang nomor 2 ialah daging di tempat pinggang (loin) kurang lebih (17%), terus nomor yang ke 3 ialah daging pada tempat punggung dan tulang rusuk (rib) kurang lebih (9%) Yang ke 4 ialah daging pada tempat pundak (chuck) lebih kurang (26%) Dan yang ke 5 ialah daging pada tempat dada (brisk) lebih kurang (5%), Terus yang ke 6 daging pada tempat perut (frank) lebih kurang (4%), Dan yang ke 7 ialah daging pada tempat rusuk penggalan bawah hingga perut penggalan bawah (Palte dan suet) lebih kurang (11%), Dan yang ke 8 ialah daging pada penggalan kaki depan (foreshank) Lebih kurang (2,1%) Persentase Bagian-bagian dari karkas tersebut di hitung dari berat karkas (100%).

Persentase recahan karkas di hitung sebagai berikut : Persentase recahan karkas = Jumlah berat recahan/berat karkas x 100%. Istilah untuk sisa karkas yang sanggup di makan tersebut (edible offal), Sedangkan yang tidak sanggup di makan di sebut (inedible offal) Misalnya, tanduk, bulu, akses kemih, dan penggalan lain yang tidak sanggup di makan.

Sekian terimakasih alasannya ialah anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah Tersebut, semoga banyak keuntungannya untuk anda tentunya pengunjung saya

Demikian artikel tentang Tips Terbaik Budidaya Ternak Sapi Potong (Lembu) ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Tips Terbaik Budidaya Ternak Sapi Potong (Lembu) ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.