Bawang merah merupakan salah satu jenis sayuran yang bernilai irit tinggi. Tanaman bawang merah ini sanggup mendapatkan amanah sebagai sumber penghasilan Petani, Juga pendapatan negara, Penyumbang keanekaragaman materi pangan serta kecukupan Gizi. Salah satu upaya meningkatkan produktifitas dan kualitas bawang merah tersebut yang sesuai dengan permintaan konsumen yaitu penggunaan bibit yang berupa benih atau biji (true shallot seed = TSS). Keuntungan dari perjuangan tani bawang merah dengan biji ini antara lain sanggup menurunkan biaya Produksi, Penyimpanan serta distribusinya lebih mudah. Di samping itu juga sanggup membuat varietas unggul baru.
Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah
Cara Menanam Bawang Merah
Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Merah : Tanaman bawang merah memerlukan curah hujan antara (100-200 mm/bulan), Dengan ketinggian tempat optimal (10-200 mdpl). Meskipun demikian bawang merah masih sanggup tumbuh dan berproduksi di ketinggian hingga dengan (800 mdpl). Dan suhu optimal untuk pertumbuhan tumbuhan bawang merah yaitu (20-30 derajat C). Intensitas sinar matahari penuh tanpa naungan, Lama penyinaran 12 jam.
Tanaman bawang merah sanggup menyesuaikan diri pada kelembaban udara (rH 80-90%). Kelembaban udara dan kelembaban tanah yang relatif tinggi (>90%) sanggup merangsang terjadinya serangan penyakit. Angin Sepoi-sepoi besar lengan berkuasa baik terhadap pertumbuhan umbi bawang merah tersebut. Tanaman bawang merah membutuhkan tanah yang gembur, Subur, Banyak mengandung unsur atau materi organik, Serta gampang menyediakan air dengan aerasi udara baik dan tidak becek. Budidaya bawang merah ini sanggup di lakukan pada lahan sawah maupun lahan kering (Tanah kering).
Pelaksanaan Teknis Budidaya Bawang Merah
Ukuran pH tanah di perlukan untuk memilih jumlah dukungan kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah di bawah (6,5). Pengukuranya sanggup memakai kertas lakmus, pH meter, Atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa di lakukan secara Zigzag.
Persiapan Lahan Budidaya Bawang Merah
Persiapan lahan bawang merah mencakup pembajakan dan penggaruan tanah, Dan pencangkulan secalam 30 cm dan (Dikeringanginkan selama 15 hari). Pembuatan bedengan dengan lebar (80-100 cm) Serta tinggi (30 cm, lahan kering), Dan (60 cm lahan sawah) Dengan lebar parit (30-40 cm), Pemberian pupuk sangkar yang telah di fermentasi sebanyak (40 ton/ha) Dan pupuk NPK (15-15-15 sebanyak 1,2 ton/ha). Persiapan selanjutnya melaksanakan pengadukan atau pencacakan bedengan, Agar pupuk yang telah di berikan bercampur dengan tanah, Kemudian lakukan penugalan untuk pembuatan lubang Tanah.
Persiapan Bibit Dan Penanaman Budidaya Bawang Merah
Persiapan bibit penanaman bawang merah membutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit muda. Kebutuhan benih bawang merah sebanyak 3 kg/ha, Dan pilih lokasi persemaian yang tanahnya subur dan intensitas cahaya matahari sempurna. Kemudian cangkul tanah sedalam 30 cm hingga gembur, Lalu keringanginkan selama (2 minggu), Dan buat bedengan dengan ukuran lebar (80-100 cm dan tinggi 30 cm). Kemudian berikan pupuk sangkar yang telah difermentasi sebanyak (2 kg/m2), NPK (15-15-15 sebanyak 10 gram /m2). Buat Alur-alur dangkal dengan arah alur memotong panjang bedengan. Dan jarak antar alur (5-10cm). Terus di tebar biji bawang merah secara merata pada alur, Kemudian tutup tipis dengan tanah. Untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan, Media di tutup dengan memakai kain goni, Dan sanggup juga memakai mulsa PHP. kemudian di jaga dengan keadaan lembab.
Pembukaan epilog permukaan media semai di lakukan apabila benih telah berkecambah, Baru kemudian benih di sungkup dengan memakai plastik transparan. Permukaan sungkup di mulai pada Jam (07.00 - 09.00), Lalu di buka lagi pada Jam (15.00 - 17.00).
Pada umur 7 hari menjelang tanam sungkup harus di buka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiramanya jangan terlalu basah, di lakukan di setiap pagi. Penyemprotan memakai fungisida berbahan aktif imidakloprid di lakukan pada umur 15 hss atau (Hari sehabis semai). Dosis/konsentrasi 1/2 takaran terendah.
Bibit bawang merah berumur 30 hari siap untuk di tanam, Sebelum di tanam bibit yang telah di cabut di rendam di dalam larutan karbofuran (Konsentrasi 1 gr/liter selama 2 Jam). Tanaman berjumlah satu per titik tanam, Diusahakan posisi bangun tegak, Dan jarak tanam ideal untuk demam isu kemarau (10 cm x 5 cm) Sedangkan untuk demam isu penghujan sanggup di perlebar (10 cm x 10 cm). Kemudian padatkan tanah bersahabat pangkal batang secara Pelan-pelan.
Penyulaman Budidaya Bawang Merah
Penyulaman di lakukan hingga umur tumbuhan 2 minggu. Tanaman bawang merah yang telah terlalu renta apabila masih terus di sulam akan menjadikan pertumbuhan tidak seragam, Hal mirip ini akan besar lengan berkuasa terhadap keseragaman Pemanenan.
Sanitasi Lahan Dan Pengairan Budidaya Bawang Merah
Sanitasi lahan dan pengairan bawang merah Meliputi : Pengendalian gulma/rumput (Penyiangan), Pengendalian air pada dikala di demam isu hujan sehingga tidak muncul genangan air serta pencabutan tumbuhan bawang merah yang terjangkit hama penyakit. Penyiangan di lakukan sebelum melaksanakan pemupukan susulan, Baik itu pemupukan susulan maupun ke 2. Dan penyiangan gulma sanggup di cabut secara manual atau memakai alat (Gosrok/landak). Pengairan di berikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban 2 hari sekali selama (15-30 menit) Dan tergantung pada kondisi kelembaban tanah.
Pemupukan Susulan Budidaya Bawang Merah
Pemupukan susulan budidaya bawang merah mencakup pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk akar di berikan secara larikan, Di benamkan di dalam tanah sedalam 10 cm sebanyak 2 kali. Pemupukan pertama di lakukan pada umur 10 HST atau (10 hari sehabis tanam) Dengan memakai pupuk NPK (15-15-15 sebanyak 150 kg/ha) Dan urea sebanyak (50 kg/ha). Pemupukan ke 2 di lakukan pada umur (30 HST) Menggunakan pupuk NPK (15-15-15 sebanyak 200 kg/ha).
Pupuk daun kandungan Nitrogen tinggi di berikan pada umur (14 HST) Dengan konsentrasi (2 gr/liter), Sedangkan pupuk daun kandungan Phospat serta kalium tinggi di berikan umur (30 HST dan 45 HST). Pemupukan phospat dan kalium tinggi memakai pupuk MKP Dengan konsentrasi (2 gr/liter pada umur 30 HST) Dan konsentrasi 4 gr/liter pada umur 45 HST.
Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Bawang Merah
Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn) : Larva ulat tanah aktif menyerang tumbuhan bawang merah pada malam hari dengan cara memotong pangkal batang tumbuhan muda, Sedangkan pada siang harinya Larva ulat bersembunyi di dalam Celah-celah tanah. Yang biasanya dengan posisi badan melingkar. Pengendalian hama ini secara kimiawi memakai insektisida berbahan aktif karbofuran. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.
Hama Putih (Thrips tabaci Lind) : Siklus hidup Thrips berlansung selama 3 minggu. Di tempat tropis, Siklus hidup hanya berlangsung selama 7-12 hari, Sehingga dalam 1 tahun sanggup mencapai 5-10 generasi. Setiap ekor Shtrips betina sanggup menghasilkan telur sebanyak (80-120 butir) Selama hidupnya. Gejala serangan sanggup diamati pada daun muda atau pucuk daun.
Nimfa dan imago menyerang tumbuhan bawang merah dengan cara menghisap cairan daun. Bagian tumbuhan yang terjangkit akan ternoda yang berwarna putih mengkilap mirip Perak. Kemudian bermetamorfosis Kecoklatan berbintik hitam. Serangan berat mengakibatkan tumbuhan mati serta umbi yang di hasilkan berukuran kecil bermutu rendah. Pengendalian hama Thrips memakai insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau landasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.
Ulat Bawang :Ulat bawang tumbuhan bawang merah yaitu (Spodoptera exiqua). Larva ulat bawang menyerang tumbuhan bawang merah dengan cara membuat lubang pada daun cuilan ujung, Kemudian masuk kedalam daun dan memakan daun cuilan dalam, Tetapi epidermisbagian luar tetap dibiarkan, Akibatnya daun tersebut tampak bercak-bercak berwarna putih, Apabila di terawang tembus cahaya. Jika populasi ulat bawang merah sangat banyak sanggup menyerang umbi bawang merah tersebut. Pengendalian kimiawi memakai insektisida berbahan aktif Sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Penyakit Tanaman Bawang Merah
Layu Fusarium : Layu fusarium menyerang tumbuhan bawang merah pada cuilan dasar umbi lapis, sehingga pertumbuhan akar dan umbi bawang merah terganggu. Gejala serangan sanggup diamati secara visual, Yaitu daun menguning cendrung terpelintir, Dan tumbuhan gampang di cabut lantaran akarnya membusuk. Pada dasar umbi terlihat cendawan putih, sedangkan pada umbi lapis jikalau di potong membujur terlihat pembusukan yang berawal dari dasar umbi, Kemudian meluas ke atas dan kesamping.
Tanaman bawang merah mati mulai dari ujung daun, kemudian menjalar hingga ke pangkal daun. Upaya pengendalian yang sanggup di lakukan antara lain meningkatkan pH tanah, Memusnahkan tumbuhan bawang merah yang terserangDan melaksanakan penggiliran tumbuhan serta penyemprotan kimiawi dengan memakai fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil, atau propamokarb hidroklorida. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Ngelumpruk : Penyakit ini di sebabkan oleh cendawan Stemhylium vesicarium (Wallr Simmons) Gejala serangan penyakit ngelumpruk ini pada tumbuhan bawang merah yaitu terdapar bercak Kekuning-kuningan yang tumbuh sangat banyak pada seluruh cuilan tanaman. Penyebaran penyakit berlangsung sangat cepat sesuai dengan arah bertiupnya angin di areal pertanaman.
Cendawan Stemhylium vesicarium bisa mematikan tumbuhan secara serentak. Kumpulan tumbuhan yang mati serentak terlihat mirip tersiram air panas, Pada kondisi kelembaban udara tinggi dan berangin, Maka nanah sanggup secara tunggal maupun berasosiasi dengan cendawan Altemaria porri. Pengendalian secara kimiawi memakai fungisida sistemik, Contoh materi aktif yang sanggup di pergunakan yaitu benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, Dan fungisida kontak. Contoh materi aktif yang bisa di gunakan yaitu Klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Bercak Cercospora : Penyakit bercak cercorpora ini di sebabkan oleh cendawan Cercospora duddidae (Walles) Gejala serangan penyakit bercak cercospora pada tumbuhan bawang merah yaitu terjadinya bercak klorosis pada ujung daun, Dan sering tampak terpisah dengan nanah pada pangkal batang. Daun tampak Belang-belang.
Bercak klorosis berbentuk lingkaran berwarna pucat dan bergaris tengah (3-5 mm). Pusat bercak berwarna coklat serta terdapat Bintik-bintik yang merupakan konidiofora jamur. Pengendalian secara kimiawi memakai fungisida sistemik, Contoh materi aktif yang sanggup di pergunakan yaitu benmil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, Atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Conth materi aktif yang sanggup di pergunakan yaitu Klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Bercak Alternaria : Bercak alternaria ini di sebabkan oleh cendawan Alternaria porri (Ell.) Gejala serangan penyakit bercak Alternaria pada tumbuhan bawang merah yaitu adanya bercak pada daun dengan pusat bercak berwarna ungu atau ungu lebih gelap. Pada tempat tersebut sanggup di temukan konidiofor yang bisa berkecambah membentuk konidiospora.
Infeksi awal pada tumbuhan bawang merah di tandai adanya bercak berukuran kecil, melekuk kedalam, berwarna putih dengan pusat bercak berwarna ungu atau Abu-abu. Apabila cuaca lembab, Bercak berkembang hingga ibarat Cincin, Dan cuilan tengahnya berwarna ungu dan pada tepinya kemerahan serta di kelilingi warna kuning yang bisa meluas. Pada jung daun mengering atau bahkan patah. Permukaan bercak pada kesudahannya berwarna coklat kehitaman.
Serangan parah berlanjut pada umbi, Yang mengakibatkan umbi membusuk berwarna kuning kemudian menjadi berwarna merah kecoklatan. Umbi membusuk dan berair di mulai dari cuilan leher, Kemudian jaringan umbi yang terinfeksi mengeringserta berwarna gelap. Penyakit bercak daun Altenaria porri sanggup di kendalikan secara kimiawi memakai fungisida sistemik, Contoh materi aktif yang sanggup di gunakan adalah, benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Contoh materi aktif yang sanggup di pergunakan yaitu klorotanonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Embun Bulu : Penyakit embun bulu ini di sebabkan oleh cendawan Peronospora destructor (Berk) Casp. Serangan cendawan peronospora destructor bersifat sistemik dan lokal. Gejala serangan penyakit embun bulu pada tumbuhan bawang merah terjadi pada awal pertumbuhan. Infeksi terlihat terutama pada dikala daun berair terkena embun, terlihat warana putih yang ibarat Bulu-bulu halus. Apabila tumbuhan bisa bertahan hidup maka pertumbuhanya akan terhambat. Daun berwarna hijau pucat. Infeksi pada daun bisa menyebar kebawah mencapai umbi lapis, Kemudian menjalar keseluruh lapisan hingga berwarna coklat.
Penyakit embun bulu sanggup di kendalikan secara kimiawi dengan memakai fungisida sistmik, Contoh materi aktif yang bisa di gunakan adalah, benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Contoh materi aktif yang bisa di gunakan yaitu klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Antraknosa : Antraknosa pada tumbuhan bawang merah yaitu cendawan (Colletrotichum gloespoiroidespenz). Kerusakan tumbuhan bawang merah akhir serangan penyakit antraknosa bisa mencapai (50-100%). Penyakit ini sangat berpotensi menimbulkan kegagalan. Gejala serangan sanggup dilihat secara fisiologis.Tanaman mati serentak secara cepat,serangan awal di tandai adanya tanda-tanda bercak putih pada daun, Kemudian akan terbentuk lekukan ke dalam (invaginasi), Berlubang dan patah lantaran terkuai tepat pada bercak tersebut. Jika serangan berlanjut akan membentuk koloni konidia yang berwarna merah muda. Lalu bermetamorfosis coklat tua, Dan kesudahannya menjadi kehitaman.
Umbi akan membusuk serta daun mengering. Penyakit antraknosa sanggup di kendalikan secara kimiawi memakai fungisida sistemik. Contoh materi aktif yang sanggup di pergunakan yaitu Benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak. Contoh materi aktif yang bisa di gunakan yaitu klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.
Panen : Tanaman bawang merah sanggup di panen pada umur (60-70 hss) di dataran rendah (80-100 hss) di dataran tinggi. Tanaman bawang merah siap panen di tandai sesuai cacatan sebagai berikut :
1. Pangkal daun jikalau di pegang sudah lemah.
2. 70-80% daun berwarna kuning.
3. Daun cuilan atas mulai rebah.
4. Umbi bawang merah kelihatan tersembul diatas permukaan tanah.
5. Sudah terjadi pembentukan pigmen merah dan timbulnya wangi bawang merah yang Khas, Serta terlihat warna merah renta atau merah keunguan pada umbi bawang merah.
Panen sebaiknya di lakukan dalam keadaan kering dan cuaca cerah. Untuk menghindari umbi yang tertinggal di dalam tanah, 1-2 hari sebelum panen di lakukan penyiraman terlibih dahulu memakai air, Panen di lakukan dengan mencabut seluruh tumbuhan secara Berhati-hati. Kemudian di setiap satu genggam di ikat dengan 1/3 daun cuilan atas. Pengikatan bertujuan untuk memudahkan penanganan beriutnya.
Sekian terimakasih lantaran anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah Tersebut, semoga banyak keuntungannya untuk anda tentunya pengunjung saya
Demikian artikel tentang Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Tips Terbaik Budidaya Bawang Merah ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.