Info informasi Cerita mantan Wakapolri suruh anak buah jinakkan bom via HP atau artikel tentang Cerita mantan Wakapolri suruh anak buah jinakkan bom via HP ini semoga dapat bermanfaat, dan menambah wawasan. Selamat Membaca! Jangan lupa dishare juga! Jika merasa artikel ini bermanfaat juga untuk orang lain.
Merdeka.com - Densus 88 kembali menangkap kelompok teroris di beberapa lokasi. Ternyata bom berdaya ledak tinggi itu akan dibawa oleh wanita yang disiapkan jadi 'pengantin' untuk beraksi di Istana Negara. Bom ditemukan di indekos Dian Yuli Novi, Jalan Bintara Raya, Bekasi. Kepolisian akhirnya meledakkan bom seberat 3 kilogram itu. Efek ledakan diprediksi memiliki radius mencapai 300 meter persegi.
Teror dan ancaman bom di Indonesia sudah berulang kali terjadi. Ada cerita salah seorang polisi dengan keahliannya menjinakkan bom hanya via handphone. Kok bisa? Jadi begini ceritanya.
Jusuf Manggabarani saat itu berdinas di Brimob. Telepon genggamnya berdering dengan status siaga satu (ditemukan bom), lalu diangkat oleh Haji Komar. Jusuf sedang berada di kamar mandi. Dengan cepat Komar menggedor pintu lalu memberikan HP tersebut.
Jusuf pun menghubungi anak buahnya. Saat itu yang bertugas Imam Widodo. Imam pun segera diperintahkan untuk menjinakkan bom.
Imam sempat ragu. Meski was-was tetapi harus dijalankan karena perintah sang komandan.
"Komandan kan tidak pernah ajari saya menjinakkan bom. Kalau meledak komandan?" kata Imam dengan nada takut.
"Kan manajemennya sudah. Ya sudah saya kawal dari sini. Potong kakinya. Kembali ke power, berapa kawat keluar?" tanya Jusuf.
"Merah dan biru tersisa," jawab Imam. "Potong yang merah," imbuh Jusuf. Demikian dikutip merdeka.com dari buku 'Jusuf Manggabarani Cahaya Bhayangkara' karya Nur Iskandar.
"Wah mati komandan," kata Imam lagi. "Gambarkan, dapat power dari mana? 9 Volt 2 biji. Baterai dua biji ya," tutur Jusuf.
Dia terus bertanya dengan detail ke anak buahnya. "Detonator berapa?" Coba kabel deto sambungannya jauh atau dekat?"
Begitu mendengar jawaban dari Imam, Jusuf sudah berani mengambil kesimpulan, "Ah orang bodoh yang buat bom itu Mam. Cabut saja yang merah!"
Imam masih takut, "wah komandan, kalau ternyata biru tewas saya." "Tak mungkin meledak. Jelas!" tegas Jusuf.
Jusuf kemudian keluar dari toilet. Dia langsung menghubungi Kapolda memberitahukan jika kasus ancaman bom itu sudah berhasil ditangani.
Untuk memastikan Jusuf kembali menghubungi Imam. "Kok belum dipotong kabel merahnya," tanya Jusuf.
Kali ini jawaban Imam sangat enteng. "Minum dulu komandan biar orang tegang. Kalau terlalu cepat dibilang bomnya terlalu sederhana," ujar Imam bercanda.
Mendengar jawaban seperti itu Jusuf sudah yakin jika sebenarnya bom sudah berhasil dijinakan. "Kurang ajar kau Mam," kata Jusuf tertawa.
Jusuf memang dikenal memiliki banyak keahlian. Dia sempat menjadi Dansat Brimob, lalu Kapolda Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan
Sulsel. Dia juga sempat diplot menjadi Kadiv Propam dan Irwasum.
Jebolan Akademi Kepolisian 1975 ini pensiun dengan pangkat komisaris jenderal (Komjen). Jabatan terakhirnya adalah Wakapolri.
Demikian artikel tentang Cerita mantan Wakapolri suruh anak buah jinakkan bom via HP ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Cerita mantan Wakapolri suruh anak buah jinakkan bom via HP ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.
Melalui jaringan backlink yang kami miliki merupakan penyedia jasa backlink menerima berbagai backlink Indonesia dengan layanan jasa backlink murah yang kami kelola secara manual dan profesional. Kami menawarkan jasa backlink terbaik. Bagaimana cara membeli backlink dari kami?. Silahkan 👉 Hubungi Kami! harga sangat terjangkau!

Berikut adalah daftar 50 situs Jaringan Backlink kami!
Kami jaringan backlink sebagai media backlink bisa juga menerima content placement yakni jasa backlink termurah kami di dalam artikel. Pesan segera jasa backlink termurah ini. Karena kami adalah raja backlink yang sebenarnya!
